Gorontalo – Pemerintah Provinsi Gorontalo membentuk kader pangan di setiap sekolah, untuk menyukseskan Program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi dan Keamanan Pangan.
Untuk menerapkan program itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung (BKPPIJ) Yusuf Giasi dan Kepala Dinas Pendidikan,
Kebudayaan dan Olahraga (Dikbudpora) Weni Liputo menandatangani nota kesepahaman.
“Kerja sama ini akan ditindaklanjuti melalui para kepala sekolah. Mereka akan meminta anak didiknya agar membudidayakan tanaman yang dibutuhkan
sehari-hari dalam satu keluarga,” kata Yusuf Giasi di Gorontalo, Jumat.
Ia menjelaskan usaha itu untuk mengurangi ketergantungan terhadap pangan pokok seperti beras, serta mewujudkan kemandirian pangan dalam
keluarga.
Selain itu untuk meningkatkan gizi keluarga, dalam menciptakan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas di Provinsi Gorontalo.
BKPPIJ sendiri siap untuk memberikan sosialisasi tentang jenis-jenis tanaman yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Setiap siswa dalam keluarga, lanjutnya, akan didorong untuk memanfaatkan halaman yang ada di rumah masing-masing.
“Minimal setiap anak sekolah itu bisa membudidayakan 10 pohon cabe di setiap halaman rumah. Kalau ini terwujud maka akan jutaan cabe hidup di
setiap musimnya,” ujarnya.
Jika program berhasil, ia optimistis warga Gorontalo tidak akan kekurangan cabai yang harganya naik drastis setiap bulan puasa dan momentum
tertentu.
Selain itu, setiap keluarga juga didorong dalam hal penganekaragaman pangan misalnya saat pagi hari tidak mengkonsumsi nasi beras.
Tetapi mulai mencoba pangan lain seperti ubi kayu, ubi jalar, ubi talas, jagung dan pangan lainnya.
“Dengan sendirinya program satu hari tanpa beras akan terealisasi, serta target konsumsi beras bisa ditekan 1,5 persen akan tercapai,”
tambahnya.