IPM Bone Bolango Meningkat, Pendidikan dan Pengangguran Perlu Perhatian

Penjabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin saat Rudy kunjungan kerja pada Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, bertempat di Aula BPMP Provinsi Gorontalo, Senin (30/9/2024). (Foto : Simon)

 

Kab. Bone Bolango, Kominfotik – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bone Bolango terus menunjukkan tren positif, menempati posisi kedua tertinggi di Provinsi Gorontalo yakni pada angka 71,97 dari terget tahun 2024 yakni 72,03. Capaian ini menunjukkan peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam hal kesehatan, pendidikan, dan standar hidup.

Tetapi, di balik capaian tersebut terdapat beberapa tantangan yang perlu mendapat perhatian serius. Salah satu tantangan utama adalah pendidikan dimana angka partisipasi murni yang masih timpang, antara SD ke SMP dan SMA. Meskipun angka partisipasi Sekolah Dasar (SD) tinggi, namun terjadi penurunan signifikan pada jenjang SMP dan SMA yang berpotensi meningkatkan angka pengangguran terbuka di masa depan.

“Dalam indeks pembangunan manusia, ada angka angka yang mungkin perlu menjadi perhatian kita. Misalnya harapan lama sekolah, sudah baik, 13 tahun. Tapi angka partisipasi murninya masih timpang, antara SD ke SMP lalu ke SMA,” ungkap Rudy saat kunjungan kerja pada Pemerintah Kabupaten Bone Bolango, bertempat di Aula BPMP Provinsi Gorontalo, Senin (30/9/2024).

Selain itu, tingkat pengangguran terbuka di Bone Bolango masih di atas rata-rata provinsi, terutama pada sektor formal. Rendahnya rasio jumlah penduduk usia kerja juga menjadi indikasi adanya potensi tenaga kerja yang belum termanfaatkan secara optimal.

“Kalo kita lihat rasio jumlah penduduk usia kerja juga masih sangat kecil. Ibaratnya, ada 100 orang penduduk di Bone Bolango, ada 30 persen lebih yang tidak bekerja. Ini mungkin jadi perhatian kita,“ kata Rudy.

Selebihnya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Bidang Perekonomian RI ini mengapresiasi Pemkab Bone Bolango dalam usaha meningkatkan IPM.
Ia juga meminta agar hal yang menjadi tantangan tersebut bisa lebih diperhatikan serta kerjasama dan sinergi dalam mengatasi masalah lainnya seperti kemiskinan ekstrem, tengkes (stunting), perceraian muda, dan perkawinan muda.

Pewarta : Mila

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI