Program Ortu Asuh Cegah Tengkes Diminta Lebih Terstruktur 

Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie didampingi Kadis Kesehatan dr. Anang S. Otoluwa dan Kadis PPPA dr. Yana Yanti Suleman, saat menjadi narasumber dalam acara “Dialog Tamu Kita” RRI Gorontalo bertema Peran Orang Tua Asuh Cegah Stunting, Jumat (16/5/2025), secara virtual. (Foto – Nova Diskominfotik)

Kota Gorontalo, Kominfotik – Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, menekankan pentingnya pendataan dan pengorganisasian program orang tua asuh dalam mencegah stunting. Hal ini ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam acara “Dialog Tamu Kita” RRI Gorontalo bertema Peran Orang Tua Asuh Cegah Stunting, Jumat (16/5/2025), secara virtual.

Menurut Idah, agar program berjalan efektif dan tidak tumpang tindih, perlu sistem yang terstruktur. Saat ini, BKKBN telah menyiapkan formulir dan tautan pendaftaran bagi calon orang tua asuh yang disertai pendampingan.

“Kami sangat mengapresiasi kepedulian masyarakat menjadi orang tua asuh. Tapi akan lebih baik jika semuanya terdata agar mudah dievaluasi. Ini bukan sekadar bantuan finansial, tapi juga pemantauan tumbuh kembang anak secara menyeluruh,” kata Idah.

Idah juga mengingatkan bahwa program ini akan lebih efektif jika dijalankan secara terorganisir, melibatkan penyuluh di tingkat desa atau kecamatan. Menurutnya, sejumlah kecamatan di wilayah Gorontalo sudah memulai inisiatif ini, namun masih diperlukan pembenahan pada sisi sistem dan mekanisme.

“Kita tidak perlu cari jauh-jauh di mana wilayah yang angka stuntingnya tinggi. Jika di sekitar kita ada anak yang stunting, langsung kita bantu. Banyak contoh positif, seperti di Popayato kemarin, di mana PKK, DWP, serta organisasi perempuan lain sudah aktif berkontribusi,” jelasnya.

Tak lupa Wagub perempuan pertama ini juga mendorong pelibatan organisasi wanita seperti DWP dan BKOW untuk berkontribusi aktif. Menurutnya, banyak perempuan hebat yang bisa berperan dalam upaya penurunan stunting.

“Saya ingatkan juga pentingnya edukasi, pemantauan rutin, dan peran orang tua kandung dalam pemenuhan gizi anak. Makanan bergizi tak harus mahal, cukup dengan kreativitas memanfaatkan pekarangan,” tandasnya.

Sebagai informasi, mantan ketua PKK dua periode itu telah menjadi orang tua asuh sejak 2008, jauh sebelum program ini diresmikan pemerintah. Idah membagikan pengalamannya membina sejumlah anak hingga sukses menempuh pendidikan dan karier.

Pewarta: Echin

 

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI