Gorontalo Catat 1.257 Kasus ODHA, Wagub Ajak Masyarakat Hentikan Stigma

Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dr. Anang S. Otoluwa logistik penunjang pemeriksaan viral load 2025 kepada petugas di Dinas Kesehatan. (Foto – Nova Diskominfotik)

Kota Gorontalo, Kominfotik – Provinsi Gorontalo mencatat sebanyak 1.257 kasus HIV/AIDS sejak tahun 2001 hingga akhir 2024, menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Angka ini terdiri dari 1.015 kasus pada laki-laki (575 HIV dan 440 AIDS) serta 242 kasus pada perempuan (131 HIV dan 111 AIDS).

Menyikapi tingginya angka tersebut, Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah Rusli Habibie, mengajak masyarakat untuk menghentikan stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Hal ini disampaikannya dalam sambutan pada kegiatan Technical Assistant Viral Load HIV Program Pencegahan HIV/AIDS Tingkat Provinsi Gorontalo, Jumat (16/5/2025), di Ballroom Grand Q Hotel.

“Saya ingin bertanya kepada para peserta yang hadir hari ini. Berapa sering kalian bertemu ODHA? Apakah kalian pernah berjabat tangan? Makan bersama? Mengobrol bersama? Itulah tugas kita dalam sosialisasi, menghilangkan stigma terhadap ODHA. Ingat, jauhi penyakitnya, bukan orangnya,” ujar Idah Syahidah.

Ia menegaskan bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan biasa, makan bersama, atau percakapan sehari-hari. Penularan, menurutnya, hanya terjadi melalui perilaku berisiko seperti hubungan seksual tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, serta konsumsi narkoba.

Wagub juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap peningkatan kasus HIV dalam beberapa bulan terakhir, termasuk adanya korban jiwa dari kalangan pegawai dan kasus penularan dari ibu ke anak saat proses persalinan.

“Kami juga mencatat peningkatan jumlah pengikut LSL (lelaki seks lelaki), terutama saat kegiatan viral load di bulan Ramadan kemarin. Banyak wajah baru yang belum pernah kami lihat sebelumnya, dan setelah diperiksa, ternyata mereka terjangkit HIV. Saat ditanya, mereka mengaku melakukannya karena free sex dengan sesama jenis,” jelasnya prihatin.

Melihat tren ini, Idah Syahidah mengajak para konten kreator dan masyarakat umum untuk aktif menyebarkan edukasi digital tentang pencegahan HIV/AIDS. Dengan edukasi yang tepat dan dukungan seluruh lapisan masyarakat, diharapkan stigma terhadap ODHA bisa dihapuskan dan angka penularan HIV/AIDS dapat ditekan di Provinsi Gorontalo.

“Ayo teman-teman, terutama yang bisa membuat konten digital, kita viralkan edukasi tentang pencegahan HIV. Buatlah konten-konten yang memberikan solusi dan edukasi agar masyarakat semakin sadar dan bisa mengambil tindakan sejak dini,” ajaknya.

Data Dinas Kesehatan juga mencatat bahwa tiga profesi dengan jumlah penderita HIV/AIDS tertinggi di Gorontalo adalah wiraswasta (217 kasus), pekerja salon/tata rias (132 kasus), serta pelajar dan mahasiswa (127 kasus). Dari sisi sebaran wilayah, kasus HIV/AIDS tertinggi tercatat di Kabupaten Gorontalo dengan 358 kasus, disusul oleh Kota Gorontalo sebanyak 326 kasus.

Sementara itu, jika dilihat dari pola penularannya, kelompok GWL (gay, waria, dan lesbian) menjadi penyumbang terbanyak dengan 591 kasus penularan, diikuti oleh hubungan seksual bebas sebanyak 431 kasus, dan hubungan biseksual dengan 100 kasus.

Pewarta : Echin

 

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI