Kab. Gorontalo, Kominfotik – Penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Danau Limboto terus menjadi fokus utama melalui berbagai program yang melibatkan kalangan stakeholder, petani, serta masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menggelar Musyawarah DAS 2024 yang diselenggarakan oleh Forum DAS Provinsi Gorontalo.
Kegiatan ini bertemakan “Peningkatan Nilai Ekonomi Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan sebagai Penunjang Penyelamatan DAS dan Danau Limboto”, berlangsung di Aula LPPM Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Selasa (26/11/2024).
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai BPDAS Bone Bolango, Bontor Lombatobing, menyampaikan harapannya agar musyawarah ini dapat meningkatkan pemahaman serta kolaborasi antara semua pihak dalam upaya penyelamatan lahan kritis dan Danau Limboto. Menurutnya, kegiatan ini sangat penting sebagai bagian dari implementasi kebijakan yang telah dibahas bersama oleh para pakar dan pihak terkait dalam rangka mendukung pengelolaan DAS yang berkelanjutan.
“Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, diharapkan langkah-langkah penyelamatan DAS dan Danau Limboto dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat jangka panjang bagi keberlanjutan lingkungan dan ekonomi masyarakat setempat,” ungkap Bontor Lombatobing.
Lebih lanjut, musyawarah ini juga diharapkan dapat menghasilkan rencana aksi serta rekomendasi yang aplikatif untuk menangani masalah lahan kritis dan Danau Limboto, dengan pendekatan yang berkelanjutan. Dalam upaya tersebut, peran petani sangat penting, mengingat mereka menjadi salah satu pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan lahan serta rehabilitasi lingkungan.
Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Forum DAS Gorontalo, Wawan Tolinggi, Kepala Bank Indonesia Gorontalo, Dian Nugraha, Wakil Rektor Dua Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Salahudin Pakaya, serta sejumlah petani yang mengelola lahan kritis di sekitar Danau Limboto. Selain membahas isu penyelamatan DAS dan danau, para petani juga berbincang mengenai potensi tanaman ekonomi, seperti jambu mente, yang dapat menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sekaligus mendukung rehabilitasi lingkungan.
Pewarta : Mila