Kab. Gorontalo, Kominfotik – Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo Djoewiati Kentjana Soebrata berencana akan fokus berikan pelatihan khusus pemasaran bagi para perajin karawo. Hal ini diungkapkannya saat diwawancarai usai mendampingi rombongan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dalam melakukan survei dan pelatihan pemberdayaan UMKM Gorontalo, di Sumber Usaha Karawo, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Kamis (5/9/2024).
“Saya berencana akan mengadakan pelatihan khusus dibagian pemasaran, karena disini kebanyakan karawo dibuat cuma sesuai orderan saja. Jadi kalau sudah belajar pemasaran mungkin mereka akan lebih siap dalam menyediakan stok yang lebih banyak,” jelas Djoewiati.
Djoewiati berencana akan memberikan pelatihan pemasaran khususnya dalam media sosial. Selain mudah, pemasaran melalui media sosial juga tidak memakan banyak biaya.
Istri Pj Gubernur Rudy Salahuddin ini juga mengungkapkan, melalui kolaborasi untuk pemberdayaan UMKM di Gorontalo bisa membuat karawo lebih eksis dan dikenal masyarakat luas. Ia juga berharap perajin karawo di Gorontalo bisa bertambah dan banyak membuka peluang usaha.
“Saya ingin desainer maupun perajin karawo bisa lebih upgrade lagi agar karawo ini makin eksis tidak hanya di dalam daerah tapi juga di luar daerah, dan tentu saja saya tidak ingin karawo ini punah ya jadi harus kita jaga dan lestarikan. Untuk itu saya juga mengusahakan program di Dekranasda, misalnya kami juga mengunjungi beberapa perajin yang ada di kabupaten-kabupaten,” ungkap Djoewiati.
Di tempat yang sama, Designer Wastra Nasional Didiet Maulana mengatakan dari segi pemasaran memang perlu diperkuat melalui pelatihan. Untuk itu, melalui survei yang dikolaborasikan bersama Bank Indonesia, PT. Bank Mandiri, dan Dekranasda Provinsi Gorontalo ini, Didiet bersama tim Jadi Gini Belajar Bersama (JGBB) akan melihat bagaimana kedepannya program, kebutuhan, dan langkah-langkah pemasaran yang bisa diaplikasikan perajin karawo.
Selebihnya, Didiet menambahkan untuk karawo sendiri perlu dikembangkan ragam dan penempatan motifnya juga memperkuat simbol-simbol daerah yang bisa diceritakan lewat motif tertentu. Ia melihat beberapa motif memang masih dekoratif sehingga perlu dikembangkan.
“Banyak sekali hal-hal yang bisa dikembangkan, tidak hanya dari tenun karawo saja tapi dari produk turunan yang dihasilkan. Saya melihat optimisme, melihat semangat dari para perajin bahkan ada beberapa anak muda yang meneruskan sulaman karawo ini,” ungkap Didiet.
Survei dan pelatihan juga dilakukan di dua tempat lainnya yakni di Desa Bubohu Kabupaten Gorontalo
pada kelompok perajin karawo Nirwana dan Karawo Brand’s By Te Thuna. Masing-masing tempat mendapat kesempatan untuk diskusi bersama Designer Wastra Nasional.
Pewarta : Mila