Kelompok RHL Totopo Akan Dibantu Mesin Pengupas Biji Mete

Sekditjen PDASRH KLHK, Sri Handayaningsih, memberikan arahan pada panen perdana jambu mete program RHL Agroforestri di Desa Totopo, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo, Kamis (2/11/2023). (Foto : Haris)

Kabupaten Gorontalo, Kominfotik – Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Ditjen PDASRH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sri Handayaningsih, berjanji untuk membantu kelompok Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) Desa Totopo, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo, dengan mesin pengupas biji mete. Hal itu diungkapkannya pada panen perdana jambu mete program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) Agroforestri oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Bone Bolango bekerja sama dengan KPH Wilayah VI Kabupaten Gorontalo, serta Dinas LHK Provinsi Gorontalo, Kamis (2/11/2023).

“Boleh dicatat, saya berjanji untuk membantu alat pengupas biji mete untuk kelompok RHL Desa Totopo. Saya lihat dulu anggarannya, kalau memang tidak bisa tahun ini, insya Allah di tahun depan sudah bisa diwujudkan,” tegas Sri.

Sri mengungkapkan, bantuan tersebut merupakan upaya lanjutan agar program RHL Agroforestri benar-benar memberi dampak untuk perbaikan lingkungan sekaligus peningkatan taraf hidup masyarakat. Menurutnya hal itu sesuai jargon yang menjadi semboyan KLHK yaitu suatu program harus bisa dirasakan dan terlihat. Terlihat artinya lahan yang dulunya tandus, sekarang sudah ditanami jambu mete. Sedangkan dirasakan artinya dari aspek ekonomi, tanaman ini bisa menghasilkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan untuk taraf yang lebih besar yaitu adanya perbaikan lingkungan dalam rangka mengatasi bencana alam banjir dan kekeringan, serta untuk ketahanan air.

“Oleh karena itu harus ada upaya lanjutan, bukan hanya dipanen dan tidak menghasilkan uang. Dukungan untuk kelompok RHL juga berupa bimbingan dan pendampingan yang harus dilakukan bersama oleh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, agar buah yang dipanen awalnya hanya bahan baku mentah, diolah setengah jadi sampai bahan jadi, dan terakhir bisa menembus pasar,” tuturnya.

Berdasarkan data BPDAS Bone Bolango, luasan program RHL Agroforestri di seluruh wilayah Provinsi Gorontalo seluas 2.500 hektar. Seluruh luasan tersebut ditanami buah-buahan berupa jambu mete, rambutan, dan durian, serta kayu-kayuan seperti mahoni, gmelina, dan nyato. Khusus di Desa Totopo, luasnya mencapai 90 hektar yang dikelola oleh kelompok RHL.

Pewarta : Haris

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI