Pemprov Gorontalo Optimis KPBU RS Ainun Pikat Investor

Kepala Bappeda Budiyanto Sidiki (dua kiri) saat menghadiri rapat persiapan akhir penyelenggaraan Market Sounding yang digelar di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/7/2018). Pemprov Gorontalo optimis jika proposal pengembangan RS Ainun dapat menarik minat investor pada MS yang akan digelar Rabu 18 Juli 2018 nanti. (Foto: Isam-Humas).

JAKARTA, Humas – Pemerintah Provinsi Gorontalo merasa optimis jika pengembangan Rumah Sakit dr. Hasri Ainun Habibie (RS. Ainun) mampu memikat calon investor. Hal itu dikatakan Kepala Bappeda Budiyanto Sidiki usai menghadiri rapat persiapan akhir jelang pelaksanaan Market Sounding di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Budi menyebut skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) memiliki resiko keuangan yang rendah. Hal itu disebabkan ada jaminan dari pemerintah daerah kepada investor terkait dengan kelanjutan pembayaran setiap tahun dengan sistem Avaibility Payment (AP).

“Kedua, kami optimis karena project ini tidak kecil, nilainya cukup besar sekitar 842 Milyar Rupiah sehingga cukup banyak perusahaan yang berminat untuk mendanai,” kata Budi.

Hal lain yang menjadi pertimbangan yakni tingginya BOR (Bed Occupancy Ratio) atau angka penggunaan tempat tidur rumah sakit di Gorontalo. Ia mencontohkan, RS Aloe Saboe Kota Gorontalo memiliki BOR 75 persen dengan total keuntungan sekitar 70 Milyar Rupiah tiap tahunnya.

“Ini kan menunjukkan ada demand yang tinggi dari masyarakat dan mampu menutupi biaya operasional rumah sakit. Dari segi pasar, RS Ainun nanti tidak saja menjadi rujukan Gorontalo tapi juga daerah lain seperti di Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Bulol, Palu dan Luwuk (Sulawesi Tengah),” imbuhnya.

Tampak luar desain RS Ainun Habibie yang dirancang oleh konsultan Bappenas. RS Ainun rencananya akan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan standar tipe B dengan 200 kamar tidur. (Foto: Istimewa).

Rencananya, Rabu 18 Juli 2018 nanti akan diselenggarakan Market Sounding di kantor BKPM Jakarta. MS akan dihadiri oleh 100 orang calon investor dari unsur perbankan, perusahaan konstruks BUMN dan swasta, perusahaan alat kesehatan, kementrian dan lembaga serta perwakilan negara negara sahabat.

Investasi Pengembangan RS Ainun terdiri dari tiga unsur utama yakni proyek pekerjaan fisik rumah sakit senilai lebih kurang 490,4 Milyar Rupiah,  aspek pengadaan alat kesehatan senilai 184,8 Milyar serta biaya lain-lain yakni biaya bunga 66,17 Milyar Rupiah, biaya contigencies 53,37 Milyar Rupiah dan biaya keuangan senilai 10,67 Milyar Rupiah.

RS Ainun Habibie saat ini baru berstatus rumah sakit tipe D yang berlokasi di Jl. Kusno Tongkodu no. 149, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Dengan adanya pengembangan tersebut, RS Ainun diharapkan bisa menjadi rumah sakit tersier tipe B dengan 200 tempat tidur.

RS Ainun direncanakan menjadi rumah sakit unggulan di bidang penyakit ginjal, mata, jantung dan kanker. RS ini juga bakal menjadi rumah sakit pendidikan bagi Fakultas Kedokteran UNG yang masih dalam tahap rintisan.

Pewarta: Isam

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI