Gubernur Undang Berdialog Pengurus BEM se-Gorontalo

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kemeja putih) saat menyalami Presiden dan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Provinsi Gorontalo bertempat di Rumah Jabatan, Senin (2/4). Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut di antaranya menyangkut polemik taksi online, pemberhentian Sekda, maraknya Alfamart dan Indomaret serta proses pembangunan di daerah. (Foto: Salman-Humas).

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengundang berdialog para Presiden dan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas se-Gorontalo yang berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur, Senin (2/4).

Diskusi yang berlangsung santai tapi serius ini untuk mendengarkan pertanyaan, masukan dan saran dari elemen mahasiswa tentang berbagai isu terkini di daerah. Polemik tentang taksi online, pemberhentian Sekda, pemberian izin operasionalisasi Alfamaret dan Indomaret serta beberapa program pemerintahan menjadi topik yang paling hangat didiskusikan.

“Ketika Alfamaret dan Indomaret ini ada maka para penjual kecil di pinggir jalan kalah bersaing. Ini menunjukkan ekonomi kapitalis telah merajaleka di bumi Gorontalo,” kata Setiawan, Pengurus BEM IAIN Sultan Amai.

Penjelasan yang runut, jelas dan logis dari Gubernur Rusli tentang berbagai hal yang dipertanyakan, membuat mahasiswa mengerti di mana posisi pemerintah provinsi. Misalnya dalam hal pemberian izin Alfamart dan Indomaret yang kewenangannya berada pada Walikota dan Bupati bukan kewenangan Gubernur.

Jauh hari sebelumnya, Gubernur sudah mengingatkan kepada kabupaten/kota untuk membatasi izin jaringan minimarket itu. Ia juga sependapat bahwa Alfa dan Indomaret belum banyak berkontribusi untuk daerah misalnya dalam hal mendukung produk-produk UMKM.

Kadis Perhubungan Provinsi Gorontalo Jamal Ngandro (kiri) memberikan penjelasan tentang kebijakan taksi online yang lagi marak di Provinsi Gorontalo. Dihadapan pengurus BEM se-Provinsi Gorontalo Jamal menyampaikan bahwa taksi online belum mengantongi izin dari pemerintah provinsi. Di sisi lain, bentor diharapkan dapat menyesuaikan dengan perkembangan IT sehingga bisa bersinergi dengan taksi online. (Foto: Salman-Humas).

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Rusli juga memberikan kesempatan kepada Kadis Perhubungan Jamal Ngandro untuk menjelaskan tentang polemik taksi online yang mulai marak di Gorontalo. Selain belum mengantongi izin, taksi online diminta bersinergi dengan Bentor (becak motor) sebagai transportasi rakyat yang sudah lebih dulu ada.

Mantan Bupati Gorontalo Utara meminta agar mahasiswa tepat membantu dan mendukung pemerintah dalam mengawal berbagai program yang ada. Menurut Rusli, banyak persoalan substantif yang perlu dikritisi oleh mahasiswa tidak justru larut dalam hal sepele yang dibesar-besarkan.

“Sekarang persoalan di Gorontalo bukan soal jalan, perikanan dan lain-lain. Insya Allah kami serius dengan program program itu. Persoalan di Gorontalo ini soal LGBT, Narkoba, Miras, TB (tuberkolosis) bahkan Aids yang jumlahnya sudah 400 kasus. Itu semua saya pikirkan dan tolong bantu kami mengawal persoalan ini,” pinta Rusli.

Rusli juga mengemukakan tentang targetnya untuk mengakhiri periode kedua masa jabatan dengan khusnul khotimah. Pembangunan embarkasi haji penuh, revitalisasi danau Limboto, percetakan 9000 Hektar sawah baru di Pohuwato, Bendungan Bone Hulu dan Bulango Ulu mendesak untuk diselesaikan.

Ada juga pekerjaan jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) dan masalah ketersediaan daya listrik akan tetap menjadi perhatian serius pemerintahannya. Rusli menargetkan tahun 2020 tingkat elektrifikasi Gorontalo sudah 100 persen hingga ke pelosok.

Gubernur dua periode itu membuka ruang sebesar-besarnya kepada mahasiswa untuk berdiskusi secara rutin di Radio Suara Rakyat Hulondhalo. Radio milik pemprov itu diharapkan bisa menjadi wadah jaring aspirasi yang dibawa oleh mahasiswa dengan menghadirkan narasumber para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Pewarta/editor: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI