Bahas Program 2019, Pemprov Gorontalo Gelar Forum Dkbudpora

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa (lima dari kiri) membunyikan alat musik Polo-Palo sebagai tanda dibukanya Forum Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Kamis (15/3). Forum ini diharapkan bisa menerima masukan dan saran untuk perbaikan program Dikbudpora di tahun 2019. (Foto: Haris-Humas).

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa membuka kegiatan Forum Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olaharaga (Dikbudpora) yang berlangsung gedung Grand Sumber Ria, Kamis (15/3). Forum ini untuk membahas dan mensinergikan program tahun 2019 antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan semua unsur terkait di dalamnya.

“Khusus untuk sektor pendidikan, pemerintah provinsi mengalokasikan APBD di tahun 2018 sebesar 36 persen. Angka itu jauh dari amanah UU yang hanya mensyarakatkan 20 persen. Ini menunjukkan ada komitmen yang kuat dari bapak gubernur agar sektor pendidikan semakin baik setiap tahunnya,” Sekda menuturkan.

Lebih lanjut Sekda mengungkapkan, capaian pembangunan sektor pendidikan di Gorontalo sejauh ini sangat membanggakan dengan adanya Program Pendidikan untuk Rakyat (Prodira). Program yang menggratiskan biaya sekolah hingga SMA itu telah mampu mendorong peningkatan Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni sekolah menengah di tahun 2017.

“APK Gorontalo di tahun 2012 baru berada pada angka 74.09 Persen, namun alhamdulillah hingga tahun 2017 terus naik dan mencapai angka 98,12 persen. Begitu pula dengan APM yang kini berada di 78,11 persen dari sebelumnya hanya 55,3 persen,” bebernya.

Sementara itu Plt Kadis Dikbudpora Amran Pahrun menjelaskan, Forum Dikbudpora ini akan membahas enam isu strategis, yaitu peningkatan tata kelola urusan pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan keolahragaan, peningkatan kualitas layanan pembinaan SMA dan pendidikan khusus, serta peningkatan kualitas dan produktivitas layanan pendidikan SMK.

Ada juga isu tentang peningkatan kualitas pembinaan ketenagaan, Peningkatan kulaitas pembinaan dan pelestarian budaya, serta peningkatan prestasi keolahragaan dan pembinaan kepemudaan. Keenam isu pokok itu akan dibahas dalam enam sidang komisi.

“Hasil sidang komisi nanti kami berharap akan melahirkan rekomendasi pada perbaikan program-program Dikbudpora. Program yang semakin berkualitas akan memberi manfaat yang lebih baik bagi masyarakat,” jelas Amran.

Pada kegiatan tersebut juga dipamerkan produk-produk karya anak-anak SMA/SMK Gorontalo. Di antaranya produk batik dengan motif khas Gorontalo, upia karanji dan kerajinan tangan lainnya.

Ada juga desain CPU Komputer yang berbentuk Polo Palo (alat musik khas Gorontalo) sebagai pemenang lomba di tingkat nasional. Penampilan grup band dari anak anak berkebutuhan khusus Siswa SLB juga ikut ditampilkan.

Pewarta/editor: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI