Tekan Inflasi, Pemprov Gorontalo Siapkan Aplikasi “Siaga Dini Go”

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa saat memberikan arahan pada High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar di Ruang Huyula, Kantor Gubernuran, Jumat (2/3). (Foto: Indri-ADC)

Untuk menekan angka inflasi di daerah, Pemprov Gorontalo melalui Biro Pembangunan dan Pengendalian Ekonomi (P2E) sedang menyiapkan sistim aplikasi online “Siaga Dini Go”. Aplikasi tersebut diharapkan dapat memantau pergerakan harga dan produksi sejumlah komoditi di daerah.

“Aplikasi ini juga menyediakan perhitungan bagaimana antisipasi inflasi ke depan. Juga diharapkan mampu memperlihatkan surplus dan defisinya produksi di sektor pertanian dan perikanan,” terang Kepala Biro P2E Wahyudin Katili pada acara High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo, Jumat (2/3).

Sebagai sebuah media informasi, Wahyudin berharap agar semua instansi di antaranya Bank Indonesia, BPS dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk berperan aktif melakukan penginputan data. Pihaknya juga akan bekerjasama dengan petugas pasar untuk memantau pergerakan harga dan produksi komoditi di pasaran.

“Tentunya aplikasi ini nantinya hanya sebagai tools. Kalau tidak dilengkapi dengan data base yang baik, tidak digunakan dengan baik maka tentu tidak optimal. Oleh karena itu butuh dukungan dari semua pihak agar kita mampu melahirkan suatu sistim yang mampu memantau inflasi secara terintegrasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua TPID Winarni Monoarfa meminta agar semua pihak saling bersinergi dalam menekan inflasi di daerah. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat meningkatkan peran dalam hal pengawasan harga dan ketersediaan barang di wilayah masing masing.
“Tahun 2016 kita pernah mengukir prestasi sebagai TPID paling inovatif secara nasional. Tentunya ini perlu menjadi motivasi bagi kita agar ditahun ini dan kedepannya semakin baik,” ungkapnya.

Data Bank Indonesia menyebutkan bahwa inflasi Pada Februari 2018 di tingkat nasional sebesar 0,17% (mtm). Inflasi terutama disumbang dari sektor volatile food dari kenaikan harga beras, bawang putih dan bawang merah.

“Sedangkan Provinsi Gorontalo mengalami deflasi sebesar -0,84% (mtm) yang disumbang dari volatile food dengan adanya koreksi harga ikan selar, ikan layang, dan ikan ekor kuning yang pasokannya mulai stabil dengan kondusifnya gelombang laut di Februari,” jelas Kepala BI Gorontalo Ricky Gozali.

Perwarta/editor: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI