Wagub Kembali Sosialisasikan Bahaya HIV/Aids di Kalangan Pelajar

Wagub Gorontalo H. Idris Rahim, membacakan teks Pancasila pada upacara bendera yang dirangkaikan dengan sosialisasi HIV/Aids di SMA Negeri 1 Limboto

GORONTALO – Setelah dua pekan berturut-turut melakukan sosialisasi di kalangan pelajar SMA di Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim, selaku Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Gorontalo, menyambangi SMA Negeri 1 Limboto, Kabupaten Gorontalo, Senin (14/8).

Idris mengatakan, KPA Provinsi Gorontalo akan terus mensosialisasikan bahaya HIV/Aids mengingat jumlah pengidap HIV/Aids yang terus bertambah. Dirinya berharap, melalui sosialisasi tersebut akan menumbuhkan pemahaman dan kesadaran siswa dan masyarakat tentang cara penularan dan bahaya HIV/Aids.

“Sehingga dengan mengetahui bahaya dan cara penularan HIV/Aids, saya berharap para siswa bisa menghindari perbuatan yang beresiko tertular HIV/Aids,” kata Idris.

Idris mengungkapkan, peran guru dan orang tua sangat diperlukan untuk menanggulangi penularan HIV/Aids di kalangan pelajar. Dari 334 penderita HIV/Aids yang tercatat di KPA Provinsi Gorontalo hingga Agustus 2017, diantaranya ada yang berstatus pelajar dan mahasiswa.

“Ini merupakan satu keprihatinan, sekaligus tantangan yang harus kita tuntaskan bersama. Sudah saatnya pemerintah, KPA, guru, dan orang tua, bersatu melindungi anak-anak kita dari bahaya HIV/Aids,” ujar Idris.

Sementara itu Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Limboto Maryam Ui, menjelaskan, pihaknya selalu melakukan kegiatan penguatan pendidikan karakter, yang didalamnya termasuk kegiatan sosialisasi HIV/Aids, narkoba, dan pergaulan bebas.

“Dalam 6 hari sekolah, setiap hari Sabtu pagi kami selalu melakukan penguatan pendidikan karakter yang bertujuan untuk membangun mental dan karakter siswa,” jelas Maryam Ui.

Lebih lanjut Maryam Ui menuturkan, dalam rangka mewujudkan visi SMA Negeri 1 Limboto sebagai sekolah berbudaya dan peduli lingkungan, pihaknya juga membangun komunikasi yang intens dengan orang tua. Menurutnya, keberhasilan program pendidikan sekolah, sangat ditentukan oleh peran orang tua dan lingkungan dimana siswa tersebut bergaul.

“Anak-anak itu berada di sekolah hanya 8 jam. Selebihnya mereka lebih banyak di lingkungan keluarganya. Oleh karena itu kewajiban kita bersamalah, guru dan orang tua, menjaga anak-anak dari pergaulan yang bisa menjerumuskan mereka pada perilaku negatif,” tandas Maryam Ui.

Pewarta/Editor : Haris
Foto : Haris

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI