Co-Creation Perencanaan, Wujud Sinergitas Pembangunan Daerah

Penjagub Gorontalo Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH. MH.

 

Perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas, sangat ditentukan oleh sinergitas antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan, Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat melakukan Co Creation ataupun kreativitas, namun tidak boleh ada kompetisi antara keduanya. Hal ini ditegaskan Penjabat Gubernur Gorontalo Prof. Zudan Arif Fakrulloh pada pembukaan Musrenbangda Provinsi Gorontalo yang digelar di ball room hotel Maqna Kota Gorontalo, Jumat (7/4).

“Provinsi itu adalah koordinator yang mewadahi perencanaan semua kabupaten/kota. Disinilah diharapkan sinergi itu, Provinsi diharapkan berperan dalam mengisi ruang-ruang kosong dalam perencanaan pembangunan. Saya menyebut sinegitas itu dengan Co-Creation,” kata Zudan.

Dijelaskannya, Co-Creation dalam penyusunan perencanaan dimaksudkan bahwa perencanaan Provinsi dan Kabupaten/Kota harus mampu berjalan seiring dalam menuntaskan berbagai persoalan di daerah, seperti halnya dalam merumuskan program-program untuk menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.

“Kemiskinan harus dikeroyok bersama, demikian pula pendidikan, infrastruktur, lingkungan hidup, harus dikeroyok bersama oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota. Tidak boleh bekerja parsial, konektivitas antar daerah dan antar sektor harus dibangun,” tegasnya.

Lebih lanjut Zudan mengatakan, guna mendorong upaya percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, semua potensi yang dimiliki daerah harus dioptimalkan untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan. Terkait hal itu Prof. Zudan menegaskan, perencanaan pembangunan tidak boleh dilakukan dengan pendekatan masa lalu, karena situasi sosialnya sudah berubah.

Dirinya juga menuturkan, perencanaan pembangunan tidak hanya mengakomodir persoalan teknis, yuridis, dan juga administratif, tetapi harus masukkan persoalan rasa dan nilai-nilai Ketuhanan. Menurutnya, hal ini mengandung arti bahwa perencanaan pembangunan tidak bisa bersifat diskriminatif, sebaliknya, harus mengedepankan sifat-sifat Tuhan.

“Tuhan itu memiliki sifat Ar Rahman Ar Rahim, pengasih dan penyayang kepada siapa pun, maka perencanaan pembangunan itu harus bernuansa kasih sayang, tidak boleh ada bagian-bagian atau daerah yang di anaktirikan. Pemerintah harus hadir secara utuh dan obyektif untuk semua lapisan,” pungkas Zudan. (Haris/Ecin – Tim Redaksi Humas)

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI