Gorontalo – Plt Gubernur Gorontalo Zudan Arif menghadiri Kongres Kebudayaan Gorontalo yang digelar Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Ballroom Hotel Damhil UNG, Selasa (8/11).
Zudan Arif mengatakan, ia yang berasal dari luar Gorontalo bisa menilai dan membedakan nilai-nilai adat dan kebudayaan yang ada antara Jawa dan Gorontalo.
“Gorontalo itu termasuk daerah yang sangat kental dengan adat dan kebudayaan jadi perlu kita kembangkan, bahasa saja di Gorontalo ada 3 bahasa yakni Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa (disebut juga Bahasa Bonda), dan Bahasa Atinggola (Bahasa Andagile), ini perlu terus kita kembangkan sebagai nilai-nilai tradisonal,” kata Zudan Arif saat sambutannya.
Melihat nilai nilai budaya tradisonal yang sangat unik ini, Zudan menambahkan sangat mengapresiasi kegiatan kongres kebudayaan ini, apalagi temanya tentang Konservasi Kebudayaan dan Lingkungan Hidup. Menurutnya sangat penting pelestarian kebudayaan dipadukan dengan lingkungan.
“Mari kita lestarikan lingkungan dan budaya secara bersamaan. Ini penting dan berkaitan satu sama lain, untuk membangun suatu daerah,” lanjut Zudan.
Selain itu, ia mengharapkan pula, kongres yang digelar tersebut dapat melahirkan pemikiran-pemikiran baru tentang pola strategi pelestarian kebudayaan Gorontalo yang positif untuk kemajuan dan peradaban Gorontalo.
“Saya berharap kedepannya, hal ini jika terwujud maka akan mudah bagi pemerintah untuk melahirkan pemikiran-pemikiran baru, misalnya strategi menggenjot sektor pariwisata di Gorontalo, yang dipadukan dengan tradisi budaya adat lokal yang unik,” tandasnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan Kongres Kebudayaan ini juga dihadiri oleh pejabat pemerintah provinsi dkabupaten/Kotkota, pihak UNG, tokoh adat, tokoh budaya, dan komunitas fotografer budaya. Dalam kesempatan itu juga diberikan penghargaan kepada salah satu seniman senior pegiat seni dan budaya Gorontalo, Risno Ahaya.