Skenario Pemkot Gorontalo Hadapi Kemungkinan Lonjakan Pasien Covid-19

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (tengah) saat meninjau kesiapan RS Aloei Saboe menghadapi kemungkinan terburuk lonjakan pasien covid-19. RS rujukan covid-19 itu saat ini baru memiliki 70 bed untuk menampung pasien covid-19. (Foto: Haris-Kominfo).

KOTA GORONTALO, Kominfo – Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo bersiap menghadapi kemungkinan terburuk lonjakan pasien covid-19. Sejumlah skenario dipertimbangkan khususnya menyangkut ketersediaan ruang rawat inap dan fasilitas medis lainnya.

Hal itu dikemukakan Wali Kota Marten Taha saat mendampingi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meninjau kesiapan RS Aloei Saboe dan RS Otanaha. Kesiapan itu diperlukan sebagai langkah antisipatif jika terjadi peningkatan pasien covid-19.

“Kondisi eksisting di rumah sakit Aloei Saboe ada kurang lebih 72 bed untuk pasien covid-19. BOR-nya (bed occupancy rate) sudah 67 persen,” kata Wali Kota Marten Taha saat mendampingi kunjungan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Senin (12/7/2021).

Lebih lanjut kata Marten, pihaknya menyiapkan skenario penambahan dua gedung khusus untuk pasien covid-19. Gedung pertama bisa menampung 100 pasien, sementara gedung kedua menyulap rawat inap kelas III khusus untuk penanganan covid-19.

“Gedung pertama bisa 70 bed dan 30 bed jadi totalnya 100 bed. Gedung kelas III kira kira ada 60 bed,” beber Marten.

Meski siap secara peralatan, namun dirinya mengakui lonjakan kasus covid-19 akan sulit dibendung karena kekurangan tenaga medis. Oleh sebab itu partisipasi masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan sangat dibutuhkan.

Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta kepada semua elemen masyarakat untuk peduli terhadap bahaya covid-19. Upaya tegas dan antisipatif yang dilakukan semata-mata sebagai bentuk kecintaan dan melindungi masyarakat dari bahaya virus mematikan itu.

“Tujuan kita cuma satu bagaimana rakyat terlindungi dari covid-19. Saya di-bully katanya tidak manusiawi lah dan sebagainya, tapi ini untuk melindungi nyawa masyarakat,” tegasnya.

Bagi Rusli, penyiapan rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya hanya sebagai bentuk rencana B. Berkaca dari kejadian kasus covid-19 di pulau Jawa, masalah ketersediaan IGD, rawat inap, pasokan oksigen termasuk kemampuan tenaga medis menjadi hal yang paling penting.

“Kita bisa mencagah covid-19 ini dari hulunya, caranya dengan memperketat protokol kesehatan. Percuma pemerintah sudah menyiapkan semuanya tapi masyarakat tidak peduli. Jadi kami sangat berharap dukungan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan,” imbau gubernur dua periode itu.

Dari hasil tinjauan tersebut, diketahui ada 44 pasien positif covid-19 yang dirawat di RS Aloei Saboe. Rinciannya 14 warga kota dan sisanya dari kabupaten lain. Di RS Otanaha dilaporkan ada satu pasien covid-19 yang sedang dirawat.

Pewarta: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI