Gorontalo – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie melakukan pelepasan secara simbolis tukik (anak penyu) sebanyak 25 ekor, di Pulau Diyonumo Desa Deme II Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara, Sabtu (15/10).
”Saya mengajak kepada seluruh warga masyarakat yang ada disekitar pulau Diyonumo agar tetap menjaga habitat penyu. Juga agar kawasan wisata harus terus dijaga dan dilestarikan agar bisa bermanfaat dan berkesinambungan,” kata Rusli Habibie.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, Sutrisno, mengatakan, Kabupaten Gorontalo Utara merupakan tempat bertelurnya penyu. Penyu ini bertelur di Pulau Raja yang letaknya tidak jauh dari pulau Diyonumo dan ditangkarkan pula di Desa Dunu.
”Kita patut bersyukur karena Penyu yang saat ini semakin punah keberadaannya masih bisa kita selamatkan. Untuk itu saya menghimbau agar warga masyarakat khususnya yang tinggal di pesisir Kecamatan Sumalata agar tidak mengambil telur dan menangkap penyu,” kata Sutrisno.
Kegiatan penyelamatan terhadap kepunahan penyu baru dilakukan pada tahun 2015, berawal dari isu masyarakat sekitar Desa Dunu, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo, yang memelihara tukik dijaring yang di tangkap di Pulau Raja. Berdasarkan laporan masyarakat itulah Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo mengambil tindakan untuk membuat penangkaran penyu skala semi alami.
Dengan hasil penangkaran tersebut beberapa jenis penyu sudah menetas yaitu tercatat pada bulan februari tahun dua ribu enam belas ada tiga jenis penyu yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea). (Yanto/Diskanlut)