Kota Gorontalo, Humas – Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Darda Daraba, akan ikut mempromosikan olahan pangan lokal non beras dari para pelaku usaha UMKM lewat media sosial (medsos) pribadinya. Menurutnya olahan pangan dari UMKM harus diketahui oleh masyarakat Gorontalo maupun di luar Provinsi Gorontalo melalui media sosial.
” Saya katakan tadi kepada ibu-ibu UMKM bahwa makanan yang dipertontonkan tadi luar biasa bagus, foto sebagus mungkin, tulis apa nama dan bahannya serta harganya juga, masukan di toko tani dan medsos, nanti kami juga akan ikut memasarkannya. Kita sebagai pemerintah akan membantu para pelaku usaha untuk memasarkan makanan non beras,” kata Darda pada pembukaan talkshow bertemakan Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan Provinsi Gorontalo di Grand Palace Convention Center (GPCC), Kota Gorontalo, Kamis (1/10/2020).
Darda mengungkapkan Provinsi Gorontalo kaya akan pangan lokal, tentunya pemerintah akan sangat bangga dengan UMKM yang mengelola hasil pangan yang ada.
” Saya rasa luar biasa, hari ini dinas pangan mengadakan acara khusus untuk bisa memperkenalkan kepada masyarakat bahwa pangan lokal atau non beras ini bisa diolah sedemikian rupa, tentunya ini merupakan pengganti nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh yang tidak didapat dari makanan lain,” ucap Darda.
Sebelumnya Kadis Pangan Provinsi Gorontalo, Sutrisno dalam sambutannya menjelaskan diversifikasi pangan lokal ini merujuk pada surat edaran Menteri Pertanian dalam menghadapi pandemi covid 19 maka ketahanan pangan keluarga menjadi penting.
Gerakan atau kampanye diversifikasi pangan ini diikuti oleh ibu ibu Darma Wanita, ASN dan komunitas, tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan dari pada konsumsi beras, sehingga hari ini kami mengedukasi sekaligus promosi pangan lokal.
“Kita juga ingin menjamin ketersediaan pangan lokal secara mandiri sehingga kita kembangkan pangan lokal seperti jagung, ubi ubian, pisang dan sebagainya agar tersedia pangan lokal secara mandiri,” tambahnya
Diversifikasi pangan ini juga dilaksanakan untuk Menjamin kecukupan gizi masyarakat dengan menanam aneka ragam pangan baik itu sayuran, buah buahan, protein dan juga pangan lokal yang sehat.
” Kita akan bertekad untuk mengurangi konsumsi beras. Kita juga masih impor beras karena konsumsi beras kita sangat tinggi. Pertahun itu satu orang bisa 170 sampai 180 kg beras. Semmentara konsumsi jagung itu baru 14 kg perkapita per tahun, sementara pisang di bawah 10 kg per orang. Dengan melihat angka tersebut kita akan tingkatkan konsumsi jagung, pisang dan aneka pangan non beras bagi masyarakat. Karena makan non beras seperti jagung dan pisang ini sehat,” tutup Sutrisno.
Ada 16 menu olahan pangan lokal non beras yang disajikan diantaranya lemper, lumpia, sampai olahan jantung pisang.
Pewarta: Nova
Editor: Anie