Kisah Gubernur Temui Keluarga Miskin yang Memasung Anaknya (Bagian 3, habis)

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie (kiri) bersama ibu Idah Syahidah (kanan) melihat dari dekat kondisi Hapsa Abdullah (berbaring), bocah penderita gangguan mental yang dipasung orang tuanya. Hapsa bersal dari keluarga miskin di Desa Datahu, Kecamatan Tibawa, Kab. Gorontalo Utara. (Foto: Salman-Humas).

Gangguan mental dari keluarga miskin seperti Hapsa Abdullah (14), hanyalah potret betapa masalah ini masih menghantui Kabupaten Gorontalo Utara. Faktor kemiskinan, pendidikan rendah, dan tempat tinggal yang terisolir menjadi penyebab banyaknya kasus anak gangguan mental dan gizi buruk yang jarang terungkap.

“Dulu saat pak Rusli masih bupati Gorut, ada anak cowok yang dipasung karena gangguan mental. Kami rujuk ke Rumah Sakit Jiwa Sario, Manado. Alhamdulillah sembuh. Ia bahkan saat ini sedang melanjutkan sekolah di SMK,” terang Idah.

Idah beraharap apa yang menimpa warga Desa Datahu, Kecamatan Anggrek itu tidak terjadi lagi kepada anak-anak yang lain. Memasung anak bukan cara terbaik untuk sembuh. Orang tua diharapkan lebih peduli dengan memberi laporan ke Puskesmas terdekat.

Ketua tim Penggerak PKK itu juga berbagi kisah bagaimana cara yang efektif mengungkap anak penderita gangguan jiwa dan balita gizi buruk di kalangan masyarakat. Salah satunya dengan memberikan insentif kepada bidan desa yang berhasil melaporkan kepada pemerintah daerah.

“Pak Rusli kasih 100 Ribu setiap ada laporan dari bidan atau perawat yang bertugas di desa. Cara ini efektif sehingga anak penderita bisa segera ditangani,” imbuhnya.

Bahkan, beberapa pasien dari keluarga miskin diadopsi Idah sebagai anak asuh. Mereka tinggal satu rumah, diberi pendidikan hingga perguruan tinggi. Fransiska, salah satu anak asuhnya bahkan sudah menjadi PNS dan bertugas sebagai bidan di RS Hasri Ainun Habibie.

Fransiska bersama ibu dan tiga adiknya tinggal bersama Gubernur Rusli di kediaman pribadi, Kelurahan Moodu, Kota Timur, Kota Gorontalo. Mereka warga miskin asal Kecamatan Sumalata yang telah ditinggal mati oleh sang ayah.

Selain Fransiska, ada nama Diah warga Desa Papualangi, Kecamatan Tolinggula. Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Gorontalo itu juga sudah bekerja sebagai sebagai pegawai honorer di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo.###

Pewarta: Asriani/Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI