Guna menjaga stabilitas harga pangan jelang bulan suci Ramadhan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Gorontalo menggelar rapat koordinasi yang dipimpin oleh Pelaksana Harian (Plh) Sekda Weni Liputo, Senin (23/4).
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo Akhmad Kosasih memaparkan, inflasi Gorontalo diperkirakan pada triwulan II tahun 2018 akan mengalami peningkatan. Prediksi itu masih sesuai dengan target yaitu sebesar 3,2 %-3,6 % (yoy).
“peningkatan inflasi terutama akan didorong oleh kelompok volatile food (ikan, ayam, tomat, bawang, sayur, dan daging) dan administered prices (pesawat, bus dan rokok) seiring dengan masuknya bulan Ramdhan dan perayaan Idul Fitri,” jelas Akhmad.
Untuk mengendalikan inflasi tersebut, pihaknya menyarankan pemantauan terhadap kelompok volatile food secara intens. Perlu juga adanya penguatan koordinasi antar lembaga dan sejumlah upaya pengendalian harga pangan oleh TPID.
“Berdasarkan historisnya, terdapat sejumlah komoditas penting yang perlu mendapat perhatian khusus karena mencatat rata-rata inflasi yang lebih tinggi di periode Ramadhan dibandingkan dengan periode normal. Selain bawang merah yang meningkat akibat masalah pasokan, ada kecenderungan peningkatan harga ayam hidup, daging ayam ras, tomat, sayur dan ikan segar yang perlu diwaspadai,” tandasnya.
Sementara itu, Plh Sekda Weni Liputo meminta TPID fokus pada dua hal yakni menjaga pasokan pangan tetap stabil dan distribusi tetap lancar. Keduanya memiliki andil besar terhadap inflasi di daerah.
“Persoalan harga tergantung di dua hal tersebut. Meskipun pasokan tersedia tapi distribusi tidak ada pasti harganya bergejolak. Distribusi bagus tapi tidak tersedia juga pasti akan bergejolak. Jadi saya berharap ini menjadi fokus kita semua,” pinta Weni.
Semua unsur yang tergabung dalam TPID diminta ikut andil dalam menjaga agar tidak terjadi lonjakan harga. Dinas Pangan diminta intens melakukan ketersediaan pangan di pasar, Dinas Kumperindag bertugas memantau harga secara berkala, termasuk Polri dan TNI yang diminta untuk membantu mengamankan pasokan dan distribusi.
“Termasuk didalamnya LPG dan BBM juga membutuhkan penegasan dari pemerintah. Kami berharap pihak Polda dibantu TNI terus mengawasi 24 jam selama bulan Ramadhan. Ada kecendrungan tindakan-tindakan yang mengarah pada kriminal bagi oknum yang sengaja menimbun dan lain sebagainya,” imbuh Asisten Bidang Administrasi itu.
Pihaknya juga memastikan akan tetap melakukan operasi pasar murah selama bulan Ramadhan nanti. Selain membantu masyarakat miskin, operasi pasar diyakini dapat menekan harga pangan agar tetap stabil.
Pewarta: Nova
Editor: Isam