Disbunak Targetkan Populasi Ternak Meningkat 3 Persen

Gorontalo – Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disbunak) Provinsi Gorontalo menargetkan populasi ternak di daerah itu meningkat sebesar tiga persen setiap tahun.

Humas Disbunak, Roslina Karim, Jumat, mengatakan untuk meningkatkan populasi tersebut, pemprov mendorong produksi komoditas petenakan melalui pembangunan Kawasan Peternakan Terpadu.

“Jika targetnya produksi, maka jalan yang kami tempuh adalah mengembangkan usaha budidaya ternak seperti kambing dan sapi,” katanya di Gorontalo.

Sebelumnya, pada tahun 2013 Pemerintah Provinsi Gorontalo menargetkan untuk menjadi lumbung sapi di Kawasan Indonesia Timur.

Target tersebut dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Daerah (Musrenbangda) bidang Peternakan antara Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo tahun 2013, serta diyakini akan tercapai pada tahun 2016.

Data Disbunak Tahun 2015 menunjukkan bahwa populasi ternak di Provinsi Gorontalo sebanyak 194.593 sapi potong dengan produksi rata-rata 2.552.355 kilogram.

Selain itu terdapat juga 13 ekor sapi perah, 20 ekor kerbau, 85.503 ekor kambing, 8.178 ekor babi dan 2.212 ekor kuda.

Untuk unggas, yang terbanyak adalah ayam buras sekitar 1.850.163 ekor dengan produksi 2.037.214 kilogram.

Sedangkan jumlah ayam ras petelur 373.655 ekor, ayam ras pedaging 1.902.755 ekor dan itik 78.977 ekor.

Kondisi Gorontalo sebagai salah satu lumbung pangan nasional di Kawasan Timur Indonesia, sangat mendukung ketersediaan bahan pangan bagi ternak yang berupa buangan hasil pertanian.

Oleh sebab itu, pemerintah Provinsi mencanangkan Gorontalo menjadi Lumbung Ternak di Kawasan Timur Indonesia pada 2016.

Sebagai langkah awal, pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia perwakilan Gorontalo untuk melakukan pengembangbiakan sapi.

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengikutsertakan peternak untuk melakukan studi tentang pengembangbiakan sapi di Jawa Tengah pada saat itu.

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI