Sekda : Kelola Arsip dan Perpustakaan Harus Sinergis

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, SMA/SMK/MA Sederajat Se Provinsi Gorontalo, bertempat di Aula SMKN 1 Kota Gorontalo, Jumat (26/1). (Foto : Nova-Humas)

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa meminta agar dalam menumbuhkembangkan kearsipan dan perpustakaan perlu dilakukan secara sinegritas antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota serta stakeholder lainnya.

Menurut Winarni, eksistensi perpustakaan dan arsip sangat penting. Arsip merupakan salah satu strategi pemerintah dalam rangka untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih transparan dan akuntabel.

“Demikian pula dengan perpustakaan yang dapat membudayakan kegemaran membaca di tengah masyarakat,” ujar Winarni saat membuka Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, SMA/SMK/MA Sederajat Se Provinsi Gorontalo, bertempat di Aula SMKN 1 Kota Gorontalo, Jumat (26/1).

Selain masalah sinergitas, ketersediaan sumber daya arsiparis dan kearsipan ikut menentukan sukses tidaknya program instansi tersebut. Sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi serta kapabilitas dan didukung oleh sarana dan prasarana memadai.

“Kadang kadang ada beberapa kegiatan ketika kita ingin mencari arsipnya itu begitu sulit untuk mendapatkannya. Makanya butuh ketersediaan sumber daya kearsipan yang mempunyai kompetensi dan kapabilitas dan tentunya harus didukung oleh sarana dan prasarana,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Yosep Koton mengatakan, jumlah judul buku yang tersedia di kantor Arpusda Gorontalo sebanyak 21.135 judul. Banyak pula buku yang telah dihibahkan sebagai stimulun kepada perpustakaan desa/kelurahan.

Jumlah judul buku tersebut ternyata tidak berbanding lurus dengan jumlah kunjungan warga (pemustaka) yang hanya 7,1 persen dari jumlah penduduk per tahunnya. Bila dibandingkan dengan jumlah pemustaka secara nasional sebesar 26,5 persen, maka jumlah tersebut masih jauh tertinggal.

“Oleh karena itu kesempatan rakorev ini kita gunakan bagaimana seluruh stakeholder mengeroyok agar jumlah pemustaka dan minat baca akan meningkat ke depan”, harap Yosep.

Pewarta : Nova

Editor : Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI