
Kab. Pohuwato, Kominfotik — BPDAS Bone Limboto bersama Direktorat Rehabilitasi Mangrove melalui program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Kelompok Kerja Mangrove (KKM) di Marina Beach Resort, Kabupaten Pohuwato, Rabu (3/12/2025). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan edukasi masyarakat terkait pengelolaan ekosistem mangrove serta pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) secara berkelanjutan.
M4CR merupakan program rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat pesisir yang digagas oleh Kementerian Kehutanan bersama mitra untuk meningkatkan ketahanan ekosistem mangrove dan kesejahteraan masyarakat. Program ini berfokus pada pemulihan hutan mangrove sekaligus mendorong terciptanya peluang usaha baru berbasis mangrove bagi masyarakat lokal.
Kepala BPDAS Bone Limboto, Bontor Lumbantobing, menegaskan bahwa penguatan kapasitas ini menjadi langkah penting untuk memastikan masyarakat pesisir memiliki pengetahuan teknis dalam menjaga dan memanfaatkan ekosistem mangrove. Ia menyebutkan bahwa Pohuwato merupakan wilayah dengan tutupan mangrove terluas di Gorontalo, mencapai 4.200 hektar.
“Mangrove sangat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir karena mampu menyimpan karbon 4–5 kali lebih banyak dibanding ekosistem lainnya. Ke depan, mangrove berpotensi memberikan keuntungan ekonomi melalui skema karbon, meskipun regulasinya masih disusun di tingkat pusat,” kata Bontor Lumbantobing.
Ia juga menyoroti penurunan luas mangrove Gorontalo dari 9.277 hektar pada 2023 menjadi 8.970 hektar pada 2024, atau berkurang sekitar 307 hektar akibat alih fungsi lahan. Penurunan tersebut dinilai memiliki dampak besar terhadap keseimbangan ekologis dan ketahanan pesisir.
“Ini angka kecil secara persentase, tetapi besar secara dampak. Sementara itu, anggaran rehabilitasi dari APBN hanya cukup untuk memperbaiki sekitar 50 hektare dan itu pun belum tentu berhasil,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua KKMD Provinsi Gorontalo Hoerudin menyampaikan bahwa kegiatan yang akan berlangsung hingga Kamis ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kapasitas KKM dalam menjaga kelestarian mangrove di daerah. Ia mengapresiasi kolaborasi BPDAS Bone Limboto dan M4CR yang memungkinkan pelaksanaan pelatihan ini.
“Pertemuan ini bertujuan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada kita tentang pentingnya menjaga mangrove secara berkelanjutan. Sebagai tambahan informasi, sebagian dari peserta kemarin mungkin sudah mengikuti peluncuran rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove yang dilakukan oleh Gubernur. Saat ini, rencana tersebut sudah memasuki tahap penyusunan draf Peraturan Gubernur,” jelas Hoerudin.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini mendukung rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove yang telah diluncurkan Gubernur Gorontalo dan kini memasuki tahap penyusunan draf Peraturan Gubernur. Regulasi tersebut akan menjadi dasar bagi desa dalam merumuskan Peraturan Desa tentang pengelolaan mangrove.
Usai pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan teknis, penyusunan rencana perlindungan, perumusan Peraturan Desa, dan akan dilanjutkan dengan praktik lapangan di Desa Torosiaje, Kecamatan Popayato pada hari Kamis. Peserta terdiri dari unsur akademisi, pemerintah desa, lembaga teknis, serta kelompok masyarakat pengelola mangrove.
Pewarta : Mila