Kota Gorontalo, Kominfotik – Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim menginstruksikan TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota agar inflasi dan ketersedian pangan di Provinsi Gorontalo tetap stabil menjelang bulan Ramadan. Hal tersebut diungkapkannya saat membuka dan memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota di Grand Ballroom Hotel Aston Gorontalo, Jumat (18/3/2021).
“Pertemuan ini akan kita jadikan sebagai bahan evaluasi terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan nasional bulan suci ramadan dan idul fitri yang akan datang. Tentunya kebutuhan masyarakat akan meningkat dan pengendalian inflasi harus terjaga,” kata Idris saat membuka LHM TPID.
Idris mengungkapkan kedua hal tersebut harus bisa dikendalikan secara bersamaan karena mengingat bulan Maret masih merupakan awal tahun dan mulai memasuki bulan Ramadan. Terlebih pada bulan Februari 2022, Gorontalo mengalami deflasi sebesar negatif 0,37 persen. Adapun komoditas yang menyumbang deflasi adalah minyak goreng, beras, bawang merah, dan ikan ekor kuning. Sedangkan komoditas yang mengundang inflasi adalah bahan bakar rumah tangga.
Secara umum, rata – rata harga pangan dipasar tradisional pada minggu ke 2 bulan Maret 2022, relatif cukup stabil dari minggu sebelumnya. Namun, terdapat kenaikan pada komoditas cabe rawit sebesar 3,8 persen dari rata – rata harga Rp. 65.300/ kg menjadi Rp. 67.800/kg. Disisi lain, penurunan harga pada komoditas minyak goreng curah dengan penurunan sebesar negatif 3,1 persen atau dari rata – rata harga Rp. 19.500/kg menjadi Rp. 18.900/kilogram.
“Kenaikan harga pada komoditas cabe rawit disebabkan oleh meningkatnya intensitas curah hujan di daerah penghasil cabe rawit lokal Gorontalo di tengah banyaknya penyelenggaraan pesta pernikahan. Sementara penurunan harga pada komoditas minyak goreng curah terjadi seiring dengan subsidi dari pemerintah sejak februari 2022,” jelas Idris.
Di tempat yang sama, Kepala Bulog Sub Divre Gorontalo Munafri Syamsudin mengungkapkan ketersediaan stok beras yang ada sekarang sekitar 1.800 ton untuk 3 bulan yang akan datang. Jika ketersediaan stok beras berkurang pada satu atau dua bulan, pihak Bulog akan menyiapkan stok yang terdapat pada gudang pengilingan yang ada beberapa di Kabupaten/Kota. Ditambah Kabupaten/Kota tersebut akan melaksanakan panen pada bulan maret hingga pada bulan Ramadan.
“Mengenai harga Alhamdulillah sampai dengan hari ini posisi harga beras yang ada di Provinsi Gorontalo itu sama artinya kalau dibilang naik ya biasanya memang begitu pak. Kalau berkurang, harga ekonomi akan naik tapi kenaikan harga beras itu tidak seperti minyak goring. Jadi masih terjangkau oleh kita semua,” jelas Munafri.
Pada penghujung LHM, Wagub Idris berharap agar TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota mampu mengendalikan inflasi dengan mengimplementasikan strategi 4k yakni ketersedian pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif. Proses distribusi juga perlu dikawal mulai dari pasokan minyak goreng hingga ke tingkat pengecer agar harga minyak goreng di level konsumen semakin mereda. Oleh karenanya, TPID harus melakukan monitoring dan evaluasi di lapangan kurang lebih satu minggu sebelum bulan Ramadan.
“Saya berharap kita seluruh pimpinan OPD baik lingkungan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk terus meningkatkan koordinasi dalam upaya pengendalian inflasi daerah dengan strategi 4K. Untuk pelaksanaan program kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi dibutuhkan sinergi dukungan koordinasi dan komitmen dari berbagai pihak baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pihak terkait lainnya,” tutup Idris mengakhiri LHM TPID.
Pewarta : Mila