Kerap Jadi Biang Inflasi, Gubernur Rusli Minta Pegawainya Konsisten Tanam Cabai

Suasana rapat pimpinan (rapim) evaluasi penyerapan anggaran OPD dilingkup Pemprov Gorontalo, untuk serapan bulan Desember, Kamis (23/12/2021), yang dipimpin Gubernur Rusli,  dan didampingi Sekdaprov Gorontalo Darda Daraba serta Asisten II Sutan Rusdi.  (Foto – Salman) 

Kota Gorontalo, Kominfotik – Biro Pengendalian Ekonomi dan Pembangunan setda Provinsi Gorontalo menyebutkan, cabai masih menjadi salah satu komponen terkuat penyebab inflasi di Provinsi Gorontalo. Bedasarkan data pada minggu ke III bulan Desember, komoditas dengan kenaikan tertinggi adalah cabai rawit dengan kenaikan sebesar 23,58 persen dari rata-rata Rp 74.200 /kg menjadi Rp 91.700 /kg.

Mendengar hal tersebut, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memerintahkan seluruh anak buahnya, khususnya pimpinan OPD untuk konsisten menanam cabai dipekarangan rumah masing-masing.

“Tadi disampaikan oleh ibu Karo P2E bahwa penyumbang terbesar daripada inflasi daerah di Gorontalo adalah cabai. Nah gini saya tidak mau kompromi lagi, saya mau pegawai – pegawai provinsi khususnya pimpinan OPD, jadi contoh, di rumah masing – masing tanam minimal cabai 10 pohon, bibitnya dari pak Kadis Pangan,” ucap Rusli saat memimpin rapat pimpinan (rapim) evaluasi penyerapan anggaran OPD dilingkup Pemprov Gorontalo, untuk serapan bulan Desember, Kamis (23/12/2021).

Pihaknya memprediksi sumbangan terbesar dari cabai rawit berkaitan dengan musim panen yang di luar jadwal dan pola konsumsi masyarakat,  terlebih mendekati Natal. Dan memang Gorontalo yang masih masuk di wilayah Sulawesi, adalah penikmat cabai rawit.

“Saya minta, saya mohon dan saya perintahkan seluruh pejabat dan itu diikuti oleh bawahan masing – masing dinas menanam cabai. Kita budi dayakan cabai di masing – masing lingkungan kita. Dulu kita ada slogan “depula to pango”, ini jangan sampai hanya slogan tapi tidak ada realisasinya.  Saya akan cek akhir Desember, semua sudah harus menanam cabai,” tegasnya.

Menurut Rusli, setidaknya ini adalah salah satu cara yang harus diperhatikan terkait inflasi. Semua pihak harus memperhatikan pengendalian inflasi dari sisi pasokan pangan, distribusi, dan infrastruktur.

“Siapkan polibeknya, siapkan bibit cabainya, agar kita semua tidak beli cabai lagi. Mudah- mudahan semua berawal dari kita dan bisa bermanfaat untuk tetangga juga. Nanti kita kasih juga bibit untuk tetangga – tetangga disekitar. Karena cabai ini tidak pernah saya lihat tembus harga Rp 20.000 pasti di atas Rp 40.000 dan sekarang bahkan lebih,” tandasnya.

Selain cabai rawit, cabai keriting juga mengalami kenaikan sebesar 22,95 persen atau dari harga rata-rata Rp 48.800 /kg menjadi Rp 60.000 /kg.

Pewarta : Echin/Mila

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI