Disorot Gubernur Rusli, Wali Kota Pastikan Jam Malam Kota Gorontalo Dibatasi

Gubernur Rusli Habibie dan Wakil Gubenur Idris Rahim saat memimpin rapat terbatas bersama Forkopimda Gorontalo, guna membahas langkah-langkah yang akan dihadapi jika Gorontalo terjadi kelonjakan kasus seperti di Jawa dan Bali. Ratas ini dihadiri oleh perwakilan Forkopimda, sementara Bupati/Wali Kota mengikuti via Vidcon. (Foto Salman)

KOTA GORONTALO, Kominfo – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie memerintahkan Wali Kota Gorontalo Marten Taha, untuk segera mengkaji ulang penerapan aktivitas jam malam di Kota Gorontalo. Menurutnya, penerapan jam malam di Kota Gorontalo tidak sesuai dengan peraturan Wali Kota yang melarang segala aktifitas malam hanya sampai pukul 21.00 WITA.

“Semalam patroli di jalan pak Wali, saya lihat sudah di atas jam 10 malam, masih banyak cafe-cafe yang buka, orang berkerumun tidak pakai masker tidak jaga jarak. Tolong kita komit hari ini, ada pak Kapolda, pak Danrem. Pak Wali perintahkan segera, instruksikan semua cafe-cafe, restoran dan toko-toko semua tutup jam 9. Kita akan patroli malam ini,” ucap gubernur Rusli Habibie saat memimpin rapat terbatas dengan unsur Forkopimda Gorontalo, Kamis (8/7/2021), di aula Rudis Gubernur.

Wali Kota Gorontalo Marten Taha langsung menyanggupi perintah tersebut. Dihadapan gubernur melalui vidcon, Marten segera menurunkan anak buahnya untuk bergegas patroli dari cafe ke cafe, toko ke toko, untuk memberitahukan perihal penutupan yang akan berlaku mulai malam ini di jam 9 malam.

”Segera kami tindaki pak gubernur. Mohon maaf memang dari hasil evaluasi kami pak gubernur, hanya satu yang memang belum maksimal pelaksanaan PPKM Mikro di Kota Grontalo ini, yaitu penegakkan disiplin kepatuhan terhadap penerapan jam malam. Untuk tempat-tempat nongkrong seperti warung kopi, mall, toko-toko dan lain sebagainya. Mohon dukungannya pak gubernur, pak kapolda dan pak danrem, karena memang masyarakat yang kita hadapi ini berbagai bentuk, ada yang membully, ada orang-orang yang bisa dibilang tercover jadi semacam tidak patuh, jadi mohon bantuannya,” ungkap Marten

Langkah tegas ini dilakukan gubernur Rusli dan Forkopimda Gorontalo karena khawatir jika kondisi yang berlangsung di pulau Jawa dan Bali terjadi di Gorontalo. Jika dilihat dari segi peralatan dan tenaga medis, di Gorontalo masih sangat terbatas.

”Rapat hari ini makannya kenapa kita undang Forkopimda terbatas saja, membahas cara mengantisipasi jika Gorontalo akan mengalami seperti yang ada di Jawa, di mana rumah sakitnya full, tempat tidur rumah sakit kosong, obat-obatan berkurang, oksigen berkurang, ini patut kita cegah. Setelah ini saya ajak pak Kapolda pak Danrem, Pak Wagub, sama – sama kita ke Limboto Barat lokasi penyimpanan tabung oksigen. Malamnya saya ajak lagi kita patroli sesuai janji pak Wali malam ini pembatasan hanya sampai jam 9, dan saya juga akan menjadwalkan kita akan cek rumah-rumah sakit di Gorontalo berapa banyak ruang yang tersedia,”tandasnya.

Rapat Forkopimda terbatas ini dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Idris Rahim, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Kapolda Gorontalo, Danrem 133 NWB, Kabinda Gorontalo, Kajati Gorontalo dan Sekretaris daerah Provinsi Gorontalo. Sementara bupati/walikota mengikuti via vidcon.

Pewarta : Echin

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI