Pemprov dan Pemkab Belajar Manfaat Waduk ke Bili-Bili

Gorontalo – Wakil Gubernur Idris Rahim dan sejumlah aparat kecamatan, desa dan tokoh masyarakat dari Bone Bolango, kunjungi Waduk Bili-Bili di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kunjungan tersebut, untuk mengetahui manfaat waduk bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami ingin lebih dalam mengetahui manfaat waduk, karenanya kami datang ke waduk bili-bili ini. Dari papara waduk bili-bili ini, begitu banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat dengan adanya waduk. Dan tentunya, itu pula yang kita inginkan dalam pembangunan waduk Bone Hulu, agar masyarakat lebih sejahtera,” kata Idris Rahim di Makassar, Rabu (5/10).

Idris berharap, dengan peninjauan yang melibatkan aparat pemerintah kecamatan, desa, dan sejumlah tokoh masyarakat, akan mampu merubah pola pikir masyarakat agar pembangunan waduk Bone Hulu yang menjadi salah satu proyek strategis nasional bisa segera terwujud.

“Di Provinsi Sulsel ini sudah ada empat waduk yang beroperasi, dan dua sementara dalam tahap pembangunan. Kita saja satu belum, padahal manfaatnya banyak. Sehingga itu setelah kembali dari Bili-Bili ini, kita harus satu visi membangun waduk Bone Hulu,” tuturnya.

Sebelumnya, Kabid Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Rini Harun, mengatakan, keberadaan waduk Bili-Bili di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, membawa dampak positif, tidak hanya bagi kehidupan masyarakat yang ada disekitar waduk itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat Makassar secara keseluruhan.

Waduk Bili-Bili dengan volumenya 319 juta meter kubik, selain berfungsi sebagai pengendali banjir, juga berfungsi untuk penyediaan air baku, irigasi, pembangkit listrik tenaga air, perikanan, dan juga sebagai destinasi wisata dan sarana olahraga.

Rini menambahkan, pembangunan waduk Bili-Bili dilatar belakangi oleh sering meluapnya sungai Jeneberang yang bersumber dari Gunung Bawakaraeng, yang pada tahun 1976 mengakibatkan terjadinya banjir besar yang menenggelamkan dua pertiga wilayah Makassar. Sementara kondisi pada musim kemarau, sungai Jeneberang hanya mampu memenuhi 35 persen kebutuhan air penduduk Kota Makassar yang saat itu berpenduduk 994,3 ribu jiwa pada tahun 1990.

“Pada saat itu diperkirakan 50 tahun kedepan seandainya tidak ada Bili-Bili, genangan banjir di Kota Makassar akan semakin luas,” kata Rini.

Hingga saat ini, waduk yang diresmikan pada tahun 1999 oleh Presiden RI Megawati Soekarno Putri, dimanfaatkan untuk bendung Kampili yang mampu mengairi lahan pertanian seluas 10.545 hektar, bendung Bili-Bili dengan 2.630 hektar, dan bendung Bisua 10.755 hektar.

“Setelah kunjungan bapak ibu ke Bili-Bili untuk melihat langsung dan memperoleh informasi tentang manfaat waduk Bili-Bili, kami berharap pembangunan waduk Bone Hulu di Kabupaten Bone Bolango bisa segera direalisasikan,” pungkasnya.

Dari paparan pengelola waduk Bili-Bili tentang manfaat waduk terhadap kehidupan masyarakat, Idris menegaskan, Pemerintah Provinsi Gorontalo dan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango bersama seluruh masyarakat akan bersatu padu mewujudkan pembangunan waduk Bone Hulu demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. “Paparan pengelola waduk Bili-Bili, begitu banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat dengan adanya waduk. Dan tentunya itu pula yang kita inginkan, agar masyarakat lebih sejahtera,” terangnya.

Idris berharap, dengan peninjauan yang melibatkan aparat pemerintah kecamatan, desa, dan sejumlah tokoh masyarakat, akan mampu merubah pola pikir masyarakat agar pembangunan waduk Bone Hulu yang menjadi salah satu proyek strategis nasional bisa segera terwujud.

“Di Provinsi Sulsel ini sudah ada 4 waduk yang beroperasi, dan 2 sementara dalam tahap pembangunan. Kita saja satu belum, padahal manfaatnya banyak. Sehingga itu setelah kembali dari Bili-Bili ini, kita harus satu visi membangun waduk Bone Hulu,” pungkas Idris. (Haris/b-rh)

img_5169-1600x1067img_5198-1600x1067

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI