JAKARTA, Humas – Berbagai upaya terus dilakukan oleh Gubernur Gorontalo Rusli Habibie untuk menjaga tren produksi jagung yang tinggi di daerah. Salah satunya dengan memperjuangkan bantuan benih jagung untuk luas lahan 150 Ribu hektar ke Kementrian Pertanian RI.
Kehadiran Gubernur Rusli didampingi Kadis Pertanian Muljady D. Mario diterima Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di kantornya di Jakarta, Rabu (14/8/2019). Mentan didampingi Sekjen Kementan RI Momon Rusmono.
“Untuk tahun 2019 ini Pemprov Gorontalo mendapatkan bantuan kurang lebih 120 Ribu hektar lahan jagung. Tahun depan diupayakan sebanyak 150 Ribu dan itu sudah disetujui oleh Pak Menteri,” jelas Muljady usai pertemuan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Mentan Andi Amran Sulaiman sangat terkesan dengan sikap pro aktif dan keseriusan Gubernur Rusli untuk menjadikan jagung sebagai komoditi utama di Indonesia. Provinsi Gorontalo bahkan berkontribusi sebanyak 133 ribu ton dari total ekspor jagung Indonesia lebih kurang 372 ribu ton tahun 2018 lalu.
“Pak Menteri menyampaikan ke Pak Sekjen bahwa Pak Gubernur jadi contoh bagi kepala daerah lain. Bagaimana kepedulian dan keseriusan beliau mendorong produksi dan ekspor jagung. Gorontalo bahkan menjadi penyanggah jagung nasional,” imbuhnya.
Selain memperjuangkan benih jagung, Gubernur Rusli berupaya agar petani Gorontalo mendapatkan pupuk bersubsidi yang lebih banyak. Termasuk untuk alat mesin pertanian (alsitan) yang saat ini dikelola oleh Brigade Alsintan.
Data Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo menyebutkan produktivitas jagung di Gorontalo dua tahun terakhir sangat tinggi. Jika tahun 2012 di awal kepemimpinan Rusli Habibie produksi jagung hanya 669,094 ton, maka di tahun 2017 naik signifikan 1.552.136 ton. Tahun 2018 naik lagi menjadi 1.554.751 ton.
Hal itu didorong oleh meningkatnya luas tanam dan luas panen jagung di Gorontalo. Jika di tahun 2012 luas tanam jagung hanya 140.995 hektar, maka di tahun 2017 bertambah menjadi 323.006 hektar dan tahun 2018 naik jadi 366.210.
Luas panen setiap tahun juga semakin baik. Jika di tahun 2012 hanya 135.543 hektar, maka di tahun 2017 menjadi 336.001 hektar dan tahun 2018 meningkat lagi menjadi 343.231 hektar.
Pewarta: Isam