KOTA GORONTALO, Humas – Provinsi Gorontalo sukses melaksanakan program Upaya Khusus (Upsus) padi, jagung, dan kedelai. Indikatornya terlihat dari meningkatnya Luas Tambah Tanam (LTT) padi dan jagung pada tahun 2018. Berdasarkan data dari Badan Penyuluh Pertanian Kementerian Pertanian RI, realisasi LTT padi pada tahun 2018 sebesar 4.292 hektar dengan capaian 100,66 persen dari target sebesar 4.264 hektar. Demikian pula halnya realisasi LTT jagung yang mencapai 38.340 hektar atau 122,67 persen dari target sebesar 31.254 hektar.
“Kita patut berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam memajukan sektor pertanian. Terima kasih juga kepada pak Danrem yang aktif dalam pelaksanaan program Upsus,” kata Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim saat memberikan sambutan pada pertemuan pengawalan dan pendampingan Upaya Khusus (Upsus) padi, jagung, kedelai (pajale), di gedung Grand Palace Convention Center Kota Gorontalo, Kamis (13/12/2018).
Keberhasilan tersebut juga terlihat dari meningkatnya produksi dan produktivitas padi dan jagung pada tahun 2018. Sesuai data dari Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, produksi jagung mencapai 1,5 juta ton dan padi sebesar 350 ribu ton gabah.
“Kita tidak boleh berpuas diri dengah hasil ini. Kedepan Pemprov akan menargetkan produksi jagung hingga 2 juta ton dan padi sebesar 500 ribu ton,” ujar Idris.
Sementara itu Komandan Korem 133/Nani Wartabone, Kolonel CZI Arnold A.P Ritiauw yang turut memberikan arahan pada kesempatan itu mengatakan, pihaknya merasa bangga dengan hasil yang telah diraih dalam meningkatkan LTT. Atas keberhasilan itu, Danrem berharap kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementerian Pertanian, Siti Munifah, yang sekaligus sebagai penanggungjawab Upsus di Provinsi Gorontalo untuk kira memberikan perhatian khusus ke Provinsi Gorontalo.
“Keberhasilan ini harusnya mendapat perhatian dari ibu Kapus dan Kementan, ya ditambahlah anggaran untuk provinsi dan kabupaten/kota,” tutur Arnold.
Danrem 133/Nani Wartabone juga menegaskan komitmennya untuk mensukseskan program di sektor pertanian dengan meningkatkan peran Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk bersinergi dengan penyuluh dan aparat pemerintah di desa dalam mendampingi para petani. Dirinya tidak akan segan-segan untuk mencopot Babinsa dan Komandan Rayon Militer (Danramil) yang tidak bisa menjadi pelopor dalam membantu mengatasi kesulitas masyarakat.
“Anak buah saya siap bekerja kapan saja. Kalau ada Babinsa atau Danramil yang tidak mau dimintai tolong, laporkan ke saya. Hukuman terberat copot dari jabatannya. Salah satu tugas TNI adalah mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya. Kalau dia tidak bisa jadi pelopor, harus ganti,” tegas Kolonel CZI Arnold A.P Ritiauw.
Pewarta : Haris