KOTA GORONTALO, Humas – Hasil evaluasi Luas Tambah Tanam (LTT) padi dan jagung di Provinsi Gorontalo hingga November 2018, melampaui target yang telah ditetapkan. Hal ini diungkapkan Kepala Pusat Penyuluhan (Kapusluh) Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Siti Munifah, pada pertemuan pengawalan dan pendampingan Upaya Khusus (Upsus) padi, jagung, kedelai (pajale), di gedung Grand Palace Convention Center Kota Gorontalo, Kamis (13/12/2018).
“Intinya, raport untuk realisasi LTT padi dan jagung di Provinsi Gorontalo pertumbuhannya positif,” kata Siti Munifah.
Dari potret kinerja yang dipaparkan Kapusluh Pertanian, berdasarkan hasil analisis realisasi Oktober-September 2017/2018, realisasi LTT padi seluas 113.495 hektar atau terjadi kenaikan sebesar 133,44 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya seluas 85.053 hektar. Sedangkan jika dibandingkan dengan target, realisasi hingga November 2018 seluas 4.292 hektar atau 100,66 persen dari target sebesar 4.264 hektar.
Sedangkan untuk LTT jagung yang targetnya sebesar 31.254 hektar, realisasinya jauh melampaui target yaitu sebesar 38.340 hektar atau 122,67 persen.
“Untuk LTT jagung, secara nasional semua mengapresiasi kinerja Provinsi Gorontalo,” ujar Kapusluh Pertanian.
Keberhasilan tersebut mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim. Wagub mengutarakan, di tengah kondisi cuaca yang ekstrim, pancaroba, dan juga kemarau panjang, pembangunan sektor pertanian Provinsi Gorontalo dalam lima tahun terakhir, justru mengalami pertumbuhan yang pesat.
“Ini patut kita syukuri. Keberhasilan ini tidak datang begitu saja, tetapi diupayakan dengan kerja keras, kerja cerdas dan ikhas, serta berkat sinergitas seluruh instansi terkait, termasuk jajaran TNI di Provinsi Gorontalo,” ucap Idris.
Kedepan, untuk lebih meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, Wagub dua periode itu menyarankan untuk memaksimalkan peran penyuluh pertanian dalam mengawal dan mendampingi 163.690 kepala keluarga petani. Menurutnya peran penyuluh sangat strategis dalam mentransfer ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang akurat sehingga para petani mampu meningkatkan produksi pertanian untuk mendukung kedaulatan dan kemandirian pangan di Provinsi Gorontalo.
“Dari 757 desa di Provinsi Gorontalo, hanya ada 400 tenaga penyuluh. Sehingga itu kepada ibu Kapusluh Pertanian kiranya bisa diprogramkan satu desa satu penyuluh,” tutur Idris.
Pada tahun 2018, anggaran yang dialokasikan Kementan ke Provinsi Gorontalo baik melalui Tugas Pembantuan maupun Dana Dekonsentrasi sebesar Rp204,8 miliar. Sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp25,6 miliar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se Provinsi Gorontalo. Khusus untuk DAK, direncanakan alokasi untuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2019 akan naik menjadi Rp30,4 miliar.
Pewarta : Haris