Gorontalo – Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo Sutrisno mengatakan Balai Benih Udang (BBU) di Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato ditargetkan memproduksi 200 juta ekor benih.
“Jumlah ini sebenarnya masih belum cukup, karena kebutuhan benih di Gorontalo mencapai 500 juta ekor,” katanya di Gorontalo, Kamis.
Meski demikian produksi dengan jumlah tersebut, akan sangat membantu petambak yang selama ini masih mendatangkan dari luar daerah dengan harga lebih mahal yakni Rp50 per ekor.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan BBU sengaja dibangun di Kabupaten Pohuwato, karena potensi perikanan yang cukup besar di wilayah itu.
Pembangunan BBU diprediksi membutuhkan anggaran Rp20 miliar dan menjadi solusi untuk ketersediaan benih dan udang vaname di Gorontalo.
Sebelumnya, gubernur mendorong para petani membudidayakan udang jenis vaname, karena nilai ekonominya tinggi.
“Udang vaname ini memiliki daya tarik tersendiri, sebab diyakini berkembang dalam kondisi organik atau bebas bahan kimia sehingga peluang masuk ke pasar internasional sangat besar,” ujarnya.
Ia mencontohkan di Jepang udang ini dijual dengan harga berkisar 10-15 dolar AS per kilogram.
Di tingkat petani di Indonesia, udang vaname dijual Rp60 ribu-Rp65 ribu per kilogram dengan kondisi utuh masih dengan bagian kepala dan kulitnya.
Ia berharap pemerintah kabupaten dan kota serta masyarakat memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan.