Menteri PPPA Apresiasi Rendahnya Kekerasan Perempuan Pekerja di Gorontalo

Menteri PPPA RI, Yohana Yembise (tengah), didampingi Wagub Gorontalo H. Idris Rahim (keempat kiri) bersama Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo Idah Syahidah (keempat kanan), Ketua BKOW Provinsi Gorontalo Nurinda Rahim (kedua kanan), dan sejumlah pejabat dari Kementerian PPPA, memukul Polopalo, alat musik tradisional Gorontalo, pada kampanye Stop Diskrimasi Perempuan dalam ketenagakerjaan di ballroom Hotel Damhil, Selasa (28/8). (Foto : Haris – Humas)

KOTA GORONTALO, Humas – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Yohana Susana Yembise, mengapresiasi rendahnya tingkat kekerasan terhadap perempuan pekerja di Provinsi Gorontalo. Hal ini disampaikannya pada kampanye stop diskriminasi perempuan dalam ketenagakerjaan yang digelar di ballroom Hotel Damhil Universitas Negeri Gorontalo, Selasa (28/8/2018).

“Berdasarkan data yang masuk ke Kementerian PPPA, hanya ada 49 kasus di Gorontalo. Itu berarti jumlah kekerasan kepada peremuan kurang, dan ini menunjukkan Gorontalo ramah kepada perempuan,” kata Yohana.

Menteri PPPA mengutarakan dirinya bangga dengan perempuan Gorontalo yang mengambil bagian bekerja diberbagai perusahaan atau dalam pekerjaan apapun. Menurutnya, sudah saatnya perempuan Gorontalo dan seluruh Indonesia untuk bangkit dan menunjukkan potensi serta kualitas dalam mengisi pembangunan di segala bidang.

“Jika Indonesia ingin maju, maka perempuan perlu dilibatkan lebih aktif di segala bidang. Oleh karena itu jika ada masalah, langsung lapor ke saya, karena yang melindungi perempuan yang bekerja adalah Kementerian PPPA,” ujarnya.

Lebih lanjut Menteri PPPA yang pada kesempatan itu mengenakan kerudung Karawo, sulaman khas Gorontalo, mengungkapkan, jumlah angkatan kerja perempuan dari tahun ke tahun terus meningkat. Data BPS tahun 2017 menunjukkan, dari 128 juta jiwa angkatan kerja, 46,3 juta jiwa di antaranya adalah perempuan. Namun demikian, masih banyak permasalahan yang dihadapi perempuan dalam ketenagakerjaan, seperti masih sering terjadinya pelanggaran terhadap hak pekerja terutama perempuan, kekerasan seksual di tempat kerja, serta peran perempuan dalam ketenagakerjaan yang masih rendah.

“Dunia akan sangat tergantung pada perempuan dan anak, sehingga itu perempuan dan anak harus sehat, dilindungi dan dijaga. Tunjukkan perempuan juga bisa, dan sudah saatnya laki-laki memberi kesempatan dan peluang kepada perempuan,” tutur Yohana.

Sementara itu Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim dalam sambutannya mengatakan, pembangunan dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak merupakan salah satu prioritas Pemprov Gorontalo. Pembangunan dan pemberdayaan perempuan diwujudkan melalui rencana strategis melalui bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta partisipasi politik.

“Perlu tindakan nyata yang berkelanjutan untuk memberdayakan perempuan. Memang laki-laki dan perempuan itu berbeda, tetapi tidak untuk dibeda-bedakan. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak butuh perhatian dan keseriusan seluruh pihak secara komprehensif,” tandas Wagub Idris Rahim.

Pewarta : Haris

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI