KOTA GORONTALO, Humas – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meminta kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Gorontalo untuk meniru TNI dalam pengembangan karir PNS. Rusli menilai, TNI sukses melakukan penjenjangan karir berdasarkan rekam jejak prajurit yang tertata rapi.
Hal tersebut disampaikan Rusli saat menutup pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklat PIM) III bertempat di Aula Badan Diklat Provinsi Gorontalo, Senin (6/8/2018).
“Jadi begitu masuk di Akmil mereka sudah terdata. Begitu lulus ada lulusan terbaik. Mereka mengikuti jenjang karir dari danton, danramil, danyon dan seterusnya,” jelas Rusli.
Ia berharap BKD mampu mendata semua pegawai dan pejabat dari berbagai aspek. Selain kualifikasi pendidikan dan keahlian, pendataan juga perlu untuk menilai rekam jejak di setiap satuan tugas. Sejauh mana prestasi dan kekurangan setiap pegawai sebelum ia dipromosikan dalam jabatan tertentu.
Rusli berkisah tentang bagaimana rumitnya memutasi pejabat di pemprov yang hanya berdasarkan keinginan atasan. Ia mencontohkan, banyak pejabat eselon III yang digeser ke dinas lain hanya karena tidak ada kecocokan dengan kepala dinas.
“Pejabat itu hanya dipindah ke sana kemari, yang tadinya di Dinas A pindah ke B, Dinas B ke C. Saya tanya kenapa dia dipindah? Soalnya kepala dinasnya tidak mau dengan dia pak. Digeser lagi ke Dinas A sama juga keluhannya” ujarnya.
Merespon permintaan gubernur, BKD melalui Bidang Mutasi dan Informasi PNS mulai melakukan pemetaan kompetensi PNS. Kompetensi dirangkum dalam Daftar Inventaris Level Individu Terhadap Organisasi (DILITO) yang selanjutnya terekam dalam aplikasi online Sistem Informasi Kepegawaian (Simpeg).
DILITO merupakan proyek perubahan yang dikembangkan oleh Marto A. Biki, salah satu peserta Diklat PIM III. Ada tiga aspek kompetensi yang dinilai yakni kompetensi dasar, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial kultural. Kompetensi tersebut akan melengkapi data Simpeg yang memuat rekam jejak PNS secara online.
Pewarta: Isam