Mobil ambulance yang mengangkut Hapsa Abdullah (14), bocah penderita gangguan mental di Desa Datahu, Kecamatan Anggarek, Kabupaten Gorontalo Utara, pergi meninggalkan rombongan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie bersama ibu Idah Syahidah. Mobil akan menuju ke Kota Gorontalo untuk memeriksa kondisi kejiwaan dan mental Hapsa. Jika butuh dirujuk ke rumah sakit jiwa, Pemprov Gorontalo siap menanggung biaya pengobatan hingga sembuh.
GORONTALO UTARA, Humas – Kepergian bocah yang dipasung orang tuanya itu, tidak serta merta membuat Jakaria Abdullah (48) dan istrinya Yatim Kasim (43) bebas dari masalah hidup yang melilit. Rumah yang tidak layak huni menjadi keprihatinan tersendiri bagi Gubernur Rusli.
Gubuk berukuran sekitar 3×3 Meter jauh dari kata layak. Bagian dinding rumah hanya diberi susunan papan. Sebagian lagi ditutup dengan seng. Begitu pula dengan lantai yang hanya beralas papan. Atap rumah terbuat dari daun rumbia.
Sisi dapur berukuran 1×1 Meter di bagian belakang terbuat dari seng bekas yang sudah berkarat. Tidak ada toilet untuk mandi dan BAB.
Satu-satunya yang membuat Jakaria bersyukur bahwa rumah itu berdiri di tanahnya sendiri. Tanah dibeli dengan cara dicicil dari keluarga dekatnya. Sisa lahan di sekitar rumah ditanami jagung sekedar untuk bertahan hidup.
“Pak Risjon (Kadis Sosial), tolong bangun rumah layak huni untuk bapak ini. Urus segera administrasinya dan segera bangun lengkap dengan kamar mandi,” perintah Rusli kepada anak buahnya yang turut mendampingi.
Faizal selaku Pendamping Keluarga Harapan (PKH) terlihat bahagia. Pekerja sosial itu tidak menyangka, laporannya kepada gubernur melalui grup Whatsapp segera ditindak cepat. Faizal diminta untuk mengawal proses pengobatan dan pembangunan rumah layak untuk keluarga Hapsa hingga tuntas.
“Saya titip ada sedikit santunan dari pemerintah. Mohon diterima dan semoga bisa bermanfaat,” kata Rusli sambil menyodorkan amplop berisi uang kepada keluarga Jakaria. (bersambung)
Pewarta: Asrani/isam