GORONTALO, Humas – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie meninjau proses evakuasi pesawat Lion Air yang tergelincir di landasan pacu Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo, Selasa (1/5/2018).
Evakuasi pesawat B 737-800 yang tergelincir minggu malam, (29/4) itu berjalan cukup alot. Tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan tim Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Angkasa Pura berupaya memindahkan pesawat dari shoulder landasan ke tempat yang lebih aman.
Gubernur berharap proses evakuasi bisa berjalan dengan cepat dan aman. Hal itu dibutuhkan mengingat sudah dua hari terakhir bandara ditutup dan berdampak pada perekonomian daerah.
“Saya sampaikan ke pihak bandara segera mungkin mengeluarkan pesawat dari runway agar penerbangan segera pulih kembali, bisa normal lagi. Ini tentu saja sangat berpengaruh banyak yang memiliki tugas dari dan ke Gorontalo namun dua hari ini tidak ada penerbangan,” katanya.
Rusli menilai kondisi landasan pacu yang ada sekarang memang sudah tidak layak didarati oleh pesawat berbadan besar. Selain karena landasan lama yang hanya ditambal sulam, panjang dan lebar runway belum sesuai standar internasional.
Sejak tiga tahun lalu pemprov sudah menghibahkan lahan seluas 39 Hektar kepada Kementrian Perhubungan. Diharapkan lahan tersebut bisa segera digunakan untuk peremajaan dan penambahan kapasitas landasan pacu.
“Runway kita ini kan panjangnya baru 2500 Meter dengan lebar 45 Meter. Sedangkan standar bandara Internasional minimal 3000 Meter dengan lebarnya harus 60 meter, ini yang perlu kita benahi lagi,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 892 dari Makassar ke Gorontalo tergelincir di landasan pacu, Minggu (29/4). Pesawat tergelincir karena hujan lebat yang melanda saat itu. Beruntung 174 penunpang semuanya selamat.
Pewarta: Ecyhin
Editor: Isam