Enam orang mahasiswa Gorontalo yang sedang menimba ilmu di Politeknik Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI) Surakarta menemui Gubernur Gorontalo Rusli Habbie beserta ibu Idah Syahidah di kediaman pribadi, Solo, Jawa Tengah, Senin malam (9/4).
Para penerima beasiswa dari Pemprov Gorontalo itu datang bersilaturahmi mengingat gubernur sedang berada di Solo usai tugas dinas di Jogjakarta siang harinya. Mereka berbagi kisah dan pengalaman selama kuliah di kota asal Presiden RI Joko Widodo itu.
“Saya tidak pernah membayangkan kuliah di ATMI Solo. Bapak saya hanya bekerja serabutan, ibu penjual nasi kuning. Jadi jika hanya berharap dari orang tua, tentu saja kami tak sanggup. Olehnya sàya berterima kasih pada pak gubernur yang sudah memberikan kami beasiswa,” kata Rizal Musa warga kelurahan Liluwo, Kota Tengah, Kota Gorontalo.
Hal senada diutarakan oleh Andri Suleman, anak dari orang tua petani di Kabupaten Pohuwato. Belajar teknik mesin menjadi impian yang terwujud setelah pemprov memberi beasiswa melalui program kerjasama dengan ATMI Solo.
Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie berpesan kepada mahasiswa untuk tekun dan disiplin dalam belajar. Mereka memiliki misi khusus untuk menimba ilmu dan menerapkannya saat kembali ke Gorontalo.
“Jadi tolong adik-adik fokus belajar, belajar dan belajar. Untuk biaya kuliah dan uang saku bulanan biar kami di provinsi yang mengurus,” tutur Rusli.
Rusli juga berpesan, ketika selesai kuliah untuk tetap kembali ke Gorontalo. Ia tidak ingin lulusan ATMI lebih memilih bekerja di luar daerah daripada di kampung sendiri. Kehawatiran Rusli beralasan, sebab alumni sekolah itu cepat terserap di dunia kerja.
“Apalagi kalian ini baru angkatan kedua, jadi setelah lulus harus kembali mengabdi dan mentransfer ilmu di daerah,” pinta mantan Bupati Gorontalo Utara itu.
Setiap tahun pemprov merogoh APBD sebesar 414 Juta Rupiah. Rinciannya, 50 Juta Rupiah untuk biaya akademik per orang per tahun, serta 24 Juta Rupiah uang saku dan uang makan tahunan per orangnya.
Pewarta/editor: Isam