
Kota Gorontalo, Kominfotik – Pemerintah Provinsi Gorontalo terus memperkuat komitmennya dalam percepatan penurunan tengkes (stunting) melalui penguatan aksi konvergensi yang melibatkan lintas sektor. Hal ini diwujudkan dalam sosialisasi dan bimbingan teknis Aksi Konvergensi Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025.
Diinisiasi BAPPPEDA Provinsi Gorontalo, kegiatan ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Sofian Ibrahim, bertempat di Ballroom Hotel Grand Q, Kamis (7/8/2025). Turut menjadi narasumber dalam kegiatan ini, Penelaah Teknis pada Substansi Kesehatan Iin Afriani dan Analis Kebijakan Ahli Madya Arifin Effendy Hutagalung dari Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri.
Dalam sambutannya, Sofian menegaskan bahwa Gorontalo memiliki visi yang selaras dengan target nasional menuju Indonesia Emas 2045, yaitu mewujudkan Gorontalo Emas 2045 yang berkilau di seluruh bidang. Untuk mencapainya, salah satu indikator penting yang harus ditekan adalah angka tengkes, yang mencerminkan kualitas kesehatan generasi masa depan.
“Aksi konvergensi kalau kita lakukan bersama secara terintegrasi bisa cepat menurunkan angka stunting. Terutama terkait dengan manajemen data, dan penguatan pelakunya. Kabupaten/kota maupun provinsi harus memperkuat dan mendorong hal yang sama,” kata Sofian.
Ia menjelaskan bahwa aksi konvergensi yang dijalankan secara terintegrasi, seperti penguatan peran pemerintah daerah, penyelarasan anggaran, analisis situasi, peningkatan SDM, dan penguatan regulasi, dapat mempercepat penurunan angka tengkes jika dilakukan secara konsisten. Koordinasi dan kolaborasi yang kuat dari seluruh pihak ini dinilai akan memberikan dampak yang signifikan.
Sofian juga mencontohkan praktik serupa di Jepang yang dinilai berhasil karena memiliki pola intervensi yang hampir sama, bahkan ditambah dengan program peningkatan tinggi badan. Harapannya, pengalaman negara lain bisa menjadi pembelajaran untuk mendorong percepatan di daerah, mengingat kondisi demografis yang tidak jauh berbeda.
“Kenapa Jepang cepat dan kita lambat? Nah ini yang jadi tanda tanya. Padahal bentuk aksinya sama, dan mereka punya tambahan satu program yaitu peningkatan tinggi badan yang disertai dengan penurunan stunting,” kata Sofian.
Adapun aksi konvergensi yang disampaikan Analis Kebijakan Ahli Madya Arifin Effendy Hutagalung meliputi fasilitasi penguatan peran kecamatan, desa, kelurahan, swasta, dan masyarakat dalam percepatan penurunan stunting (PPPS), serta penyelarasan pelaksanaan penandaan dan penelusuran APBD provinsi dan kabupaten/kota. Upaya ini juga mencakup penguatan analisis situasi dalam sistem perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi PPPS.
Kemudian peningkatan kapasitas SDM berbasis transformasi digital yang terintegrasi dengan Web Aksi Bangda, sistem kependudukan Dukcapil, SIPD, serta data spasial pemerintahan. Aksi ini juga turut mendorong penguatan regulasi dan publikasi di daerah, serta peningkatan jumlah daerah yang berkinerja baik dalam pelaksanaan PPPS.
Berdasarkan data SSGI, prevalensi tengkes di Provinsi Gorontalo tahun 2024 tercatat sebesar 23,8 persen, turun dari 26,9 persen pada 2023, namun masih di atas rata-rata nasional sebesar 19,8 persen. Tren penurunan selama lima tahun terakhir cukup baik, meski sempat fluktuatif, sehingga dibutuhkan intervensi yang lebih efektif dan efisien ke depan.
Pewarta : Mila
Editor : Isam