Lima Isu Krusial Keluarga Jadi Sorotan di Puncak Harganas

Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail saat membuka  puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Provinsi Gorontalo di Outdoor City Mall Gorontalo, Jumat (11/7/2025). (Foto : Mila)

 

Kota Gorontalo, Kominfotik – Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, menyoroti lima masalah mendesak yang harus menjadi fokus utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan seluruh pemangku kepentingan di daerah. Penekanan tersebut disampaikannya dalam sambutan saat membuka puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Provinsi Gorontalo di Outdoor City Mall Gorontalo, Jumat (11/7/2025).

“Harganas jangan hanya menjadi acara seremonial. Momen ini harus menjadi pengingat kita untuk fokus pada aksi nyata. Menangani masalah krusial tidak cukup dari ruang-ruang rapat, tetapi harus turun langsung ke lapangan,” tegas Gusnar.

Masalah pertama yang menjadi perhatian utamanya adalah tingginya angka stunting. Menurut Gusnar, penanganan stunting seringkali terjebak dalam seremoni sesaat yang tidak berdampak.

“Saya pernah ikut acara stunting, dibagikan biskuit dan susu sekali minum, setelah itu selesai. Bagaimana mau naik berat badan? Seharusnya susu itu dibagikan dengan kalengnya agar ada keberlanjutan,” kata Gusnar.

Problematika kedua yang dipaparkan adalah rendahnya pemahaman orang tua mengenai pola asuh anak di era digital. Ia menyoroti fenomena anak-anak di bawah umur yang sudah memiliki gawai tanpa adanya pengawasan dan bimbingan memadai dari keluarga, yang berisiko buruk bagi perkembangan mereka.

Selanjutnya, Gubernur Gusnar membahas minimnya keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan anak sebagai masalah ketiga. Ia juga menyinggung masalah keempat yang tak kalah miris, yakni rendahnya kualitas hidup lansia.

“Ada fenomena lansia dititipkan di panti jompo dan dilepas 100% oleh keluarga yang tidak peduli lagi. Ini adalah pekerjaan rumah kita bersama untuk menata ulang sistem keluarga kita,” ungkap Gusnar.

Masalah kelima yang dianggap genting adalah tingginya keterlibatan remaja dalam penyalahgunaan narkoba di Gorontalo. Gusnar menyebut data ini sebagai alarm bagi semua pihak untuk bergerak bersama.

Menyambung paparan Gubernur, Kepala BKKBN Gorontalo, Diano Tino Tandaju, dalam sambutannya juga memaparkan beberapa aksi nyata BKKBN seperti program wisuda bagi 300 lansia dari ‘Sekolah Lansia’. Ia kemudian menutup dengan seruan kolaborasi.

“Saya mohon dukungan dari perguruan tinggi, organisasi profesi seperti IDI dan IBI, serta seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi. Semoga Harganas menjadi tonggak kebangkitan gerakan keluarga Indonesia, sejalan dengan semangat ‘Gorontalo maju bersama keluarga’ untuk Indonesia yang lebih maju,” tutup Diano.

Pewarta : SI_MG25

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI