Catatan 30 Hari Kinerja Gusnar – Idah: Empat Kementerian Didatangi, Dua Komoditi “Diekspor”

Dokumentasi kegiatan Gubernur Gusnar Ismail dan Wagub Idah Syahidah Rusli Habibie

KOTA GORONTALO, Kominfotik – Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail bersama Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie sudah berusia 30 hari memimpin daerah. Sejauh ini langkahnya terbilang progresif. Dinas Kominfo dan Statistik merangkumnya dalam catatan berikut ini.

Sejak dilantik tanggal 20 Februari 2025 Gusnar Ismail berulang kali menegaskan tidak ada program 100 hari. Baginya 100 hanyalah angka. Terpenting bagaimana menjalankan niat dan membangun konsistensi sejak hari pertama. Catatan 30 hari ini dirangkum sejak 1 Maret 2025 bertepatan dengan 1 Ramadan 1446 Hijriyah, saat Gubernur Gusnar kembali dari retret di Magelang, Jawa Tengah.

Langkah strategis pertama dengan mendatangi Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi RI pada hari Rabu, 12 Maret 2025. Proyek Strategis Nasional (PSN) Pohuwato ia kawal untuk benar-benar terealisasi. PSN Pohuwato akan bermuara pada hilirisasi mineral dan pengembangan lahan sawah baru di Kecamatan Randangan.

“Kami berkomitmen untuk mempercepat realisasi PSN Pohuwato. Ini bukan sekadar janji, melainkan langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Gorontalo,” tegas Gusnar ketika itu.

Sehari berselang atau Kamis 13 Maret 2025 langkah Gusnar mengayun ke Kementerian ESDM. Ia “bergerilya” soal percepatan penyelesaian Dokumen Pengelolaan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

Mantan Wakil Gubernur era Fadel itu menilai akselerasi ini penting agar Sumber Daya Alam (SDA) Gorontalo dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Kami ingin memastikan bahwa SDA Gorontalo benar-benar memberikan manfaat nyata bagi rakyat. Perusahaan yang telah memperoleh izin harus segera beroperasi agar hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya.

Pada Jumat, 14 Maret 2025, langkah Gusnar makin kencang. Dua lembaga didatangi sekaligus. Kementerian Dalam Negeri untuk mendorong rencana perluasan wilayah Kota Gorontalo serta BPKP RI untuk pencegahan tindak pidana korupsi di level pemerintah provinsi.

Langkah pertama terbilang di luar dugaan. Isu perluasan kota hampir tidak pernah mengapung di benak publik selama lebih dari satu dekade terakhir. Rupanya Gubernur Gusnar resah wilayah kota Gorontalo yang kecil akan sulit berkembang tanpa didorong oleh perluasan wilayah dari daerah penyangga seperti Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo.

“Kota Gorontalo saat ini sudah sangat padat, sementara banyak investor yang ingin berinvestasi namun terkendala kewajiban berkantor di ibu kota provinsi. Perluasan ini bukan hanya untuk ekonomi, tetapi juga untuk tata kota yang lebih baik,” ujar Gubernur Gusnar Ismail usai pertemuan.

Bak gayung bersambut, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Safrizal menyambut baik. Ia membeberkan cara yang harus ditempuh untuk mewujudkan rencana visioner itu.

“Ini langkah maju dan inovatif. Yang perlu dilakukan adalah persetujuan bersama antara kota dan kabupaten, kemudian disetujui oleh DPRD Kabupaten Gorontalo. Setelah itu, dibuat berita acara dan disetujui gubernur sebelum diajukan ke Kemendagri. Kami akan memprosesnya setelah seluruh dokumen, termasuk peta wilayah dan titik koordinat, lengkap,” jelas Safrizal ketika itu.

Di dalam urusan domestik daerah, Gubernur Gusnar melepas dua komoditias pertanian unggulan pada Minggu , 16 Maret 2025. Sebanyak 301 ekor sapi dilautkan menuju Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, sementara 14.000 ton jagung diberangkatkan ke Padang dan Jakarta.

Dua aktivitas jual beli ini terlihat seremonial namun tidak bagi Gusnar. Pesannya sangat jelas, bahwa sektor pertanian Gorontalo terus bergeliat. Sejalan dengan rencana besarnya mewujudkan daerah ini sebagai daerah agro maritim lima tahun ke depan.

Untuk meringankan beban warga selama Ramadan, Gusnar – Idah juga menggelar pasar murah di enam kabupaten/kota. Tujuh komoditi seperti beras, cabe, bawang, minyak goreng dan lain-lain disubsidi harganya dan hanya ditebus dengan harga Rp95 ribu. Pasar murah disambut antusias oleh ribuan warga setiap kali digelar.

Hal lain yang menarik bagaimana perkampungan Pilolodaa Puncak, Kelurahan Pilolodaa, Kecamatan kota Barat akhirnya teraliri listrik PLN. Peresmian ditandai dengan penyalaan lampu oleh Gubernur Gusnar, Wagub Idah dan anggota Komisi XII DPR RI Rusli Habibie.

Sudah lebih dari 20 tahun warga di ibu kota Gorontalo itu hidup gelap tanpa penerangan. 235 jiwa warga sebagian hanya bergantung dari tenaga surya di usia Kota Gorontalo yang sudah menginjak angka 297 tahun.

Kontribusi Rusli Habibie yang juga suami Wagub Idah Syahidah menjadi sangat besar. Perannya sebagai anggota Komisi XII sukses membuat PLN memasang jaringan listrik ke puncak bukit Pilolodaa.

Semua yang dilakukan Gusnar Ismail dan Idah Syahidah di 30 hari ini tentu baru sebatas gerakan awal. Ibarat bermain catur, langkah itu baru menggeser pion. Patut menanti bidak apa lagi yang akan digeser Gusnar untuk mewujudkan visi Gorontalo Maju dan Sejahtera.

pewarta : Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI