Pemprov Gorontalo – BKHIT Sulteng Sinkronisasi Lalu Lintas Ternak

Foto bersama Penjagub Gorontalo Ismail Pakaya dengan peserta sinkronisasi dan harmonisasi lalu lintas ternak di Kantor BKHIT Sulawesi Tengah, Kota Palu, Rabu (24/4/2024). (Foto : Haris)

PALU, Kominfotik – Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan sinkronisasi dan harmonisasi lalu lintas ternak di Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sulawesi Tengah di Kota Palu, Rabu (24/4/2024). Kegiatan dihadiri langsung oleh Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya.

Sinkronisasi dan harmonisasi membahas isu utama terkait pengiriman sapi dari Gorontalo ke Balikpapan. Penjagub Ismail mengungkapkan, peternak Gorontalo lebih banyak melewati Pelabuhan Pantoloan, Palu, ketimbang melalui tol laut di Pelabuhan Kwandang.

“Soal karantina dan lalu lintas hewan ini sejak tahun lalu sudah kami bahas. Banyak ternak sapi Gorontalo yang di antar pulaukan melalui darat ke Palu kemudian dikirim ke Kalimantan, sementara fasilitas tol laut yang sudah disiapkan pemerintah kosong,” ungkap Penjagub Ismail.

Pada sinkronisasi itu terungkap beberapa alasan utama yang menjadi penyebab di antaranya Gorontalo belum memiliki alat uji Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sementara sapi-sapi yang akan dikirim harus memiliki sertifikat bebas PMK sehingga berdampak pada bertambahnya waktu karantina.

Penyebab lainnya, pengiriman sapi dari Gorontalo yang menggunakan tol laut dalam jumlah banyak dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkannya. Sementara di Palu ada pengiriman menggunakan kapal-kapal kecil sehingga peternak yang mengirimkan sapinya dalam jumlah sedikit sudah bisa langsung dikirim.

“Ini akan diatur, jika tol laut yang kita fasilitasi itu tidak terisi, maka perbatasan saya tutup. Saya tidak melarang, tetapi harus penuh dulu tol laut baru bisa ke Palu. Kita juga akan mengupayakan alat uji PMK,” jelas Ismail.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tengah, tercatat pengiriman sapi selama tahun 2022 hingga 2023 sebanyak 4.500 ekor. Dari jumlah itu, 50 persen di antaranya adalah sapi dari Gorontalo.

Pewarta : Haris

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI