Recak Digital dan Terorisme Jadi Materi Go To School

Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo, Fima Agustina, menyerahkan bantuan vitamin untuk sekolah sasaran program Go To School di aula SMA Negeri 1 Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Kamis (18/1/2024). (Foto : Haris)

Kabupaten Bone Bolango, Kominfotik – Remaja Cakap (Recak) Digital dan pencegahan terorisme menjadi dua materi baru dalam program Go To School angkatan II tahun 2024. Sebelumnya pada angkatan I tahun 2023, program pemberdayaan dan bina karakter oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Gorontalo ini memberikan lima materi umum kepada siswa peserta Go To School.

Kelima materi pada Go To School angkatan I yaitu pendidikan keagamaan, bahaya narkotika, dan perilaku hidup sehat. Ada juga materi tentang pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta generasi berencana. Pemberian materi tersebut melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah dan instansi vertikal Provinsi Gorontalo.

“Berdasarkan hasil evaluasi kami dan masukan dari para siswa, tahun ini ada tambahan dua materi untuk program Go To School yaitu recak digital dan materi tentang nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme untuk Indonesia bebas terorisme,” kata Ketua TP PKK Provinsi Gorontalo, Fima Agustina, pada pembukaan program Go To School angkatan II tahun 2024 di aula SMA Negeri 1 Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Kamis (18/1/2024).

Recak digital merupakan program Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Gorontalo yang dilaksanakan sejak tahun 2022 dan sudah menyasar 30 SMA sederajat. Program Recak Digital bertujuan untuk menyosialisasikan penggunaan internet dan media sosial yang baik dan bertanggung jawab di kalangan siswa dan remaja. Sedangkan terkait pencegahan terorisme, Fima mengatakan materi tersebut bertujuan untuk mencegah benih-benih terorisme masuk ke sekolah.

Penambahan materi tersebut disambut baik oleh Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya. Menurutnya, penggunaan teknologi digital yang semakin canggih yang tidak dikelola dengan baik menjadi satu kekhawatiran yang bisa membawa dampak negatif bagi siswa dan generasi muda saat ini.

“Teknologi digital semakin canggih, semua siswa sudah pegang HP, dan ini semakin mengkhawatirkan karena dunia semakin terbuka. Ada seorang guru yang melapor ke saya, pada jam pelajaran muridnya menghidupkan HP dan dimasukkan ke dalam tas. Murid tersebut menggunakan headset yang nirkabel dan ditutupi dengan jilbabnya, pandangannya melihat guru, tetapi yang didengarkan suara dari HP,” tutur Penjagub Ismail.

Oleh karena itu Penjagub Ismail berharap program Go To School dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan para siswa. Pelaksanaan program Go To School angkatan II juga diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang berkarakter dan berkualitas untuk masa depan bangsa dan negara.

Pewarta : Haris

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI