Tanaman RHL Mulai Berbuah, Perekonomian Masyarakat Berpotensi Meningkat

Foto bersama anggota Kelompok RHL dengan Sekditjen PDASRH KLHK, Sri Handayaningsih, usai panen perdana jambu mete di Desa Totopo, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo, Kamis (2/11/2023). (Foto : Haris)

Kabupaten Gorontalo, Kominfotik – Program Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) Agroforestri yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Bone Bolango bekerja sama dengan KPH Wilayah VI Kabupaten Gorontalo serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Gorontalo, sudah memasuki masa pemeliharaan tahun kedua (P2). Buah-buahan yang mulai ditanam pada tahun 2021, seperti jambu mete dan rambutan, saat ini sudah mulai belajar berbuah.

“Tanaman yang tersebar di 25 lokasi program RHL Agroforestri di seluruh kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo kondisinya rata-rata sudah mulai belajar berbuah. Kita berharap manfaatnya bisa dirasakan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian sekaligus tutupan lahan guna mencegah banjir dan longsor, serta untuk konservasi tanah dan air,” ungkap PPK P2 RHL Agroforestri BPDAS Bone Bolango, Muh. Bakri Nongko, pada panen perdana jambu mete di Desa Totopo, Kecamatan Bilato, Kabupaten Gorontalo, Kamis (2/11/2023).

Berdasarkan data BPDAS Bone Bolango, luasan program RHL Agroforestri di seluruh wilayah Provinsi Gorontalo seluas 2.500 hektar. Seluruh luasan tersebut ditanami buah-buahan berupa jambu mete, rambutan, dan durian, serta kayu-kayuan seperti mahoni, gmelina, dan nyato. Khusus di Kabupaten Gorontalo seluas 500 hektar dan di Desa Totopo mencapai 90 hektar yang dikelola oleh 30 warga yang tergabung dalam kelompok RHL.

“Alhamdulillah tanaman jambu mete sudah berbuah dan kalau dilihat harga di pasar juga cukup bagus di Gorontalo. Ini harga pembelian di lokasi satu kilonya Rp10 ribu, kalau diantar ke pedagang atau pengumpul sampai Rp15 ribu/kilogram. Kalau satu pohon dalam setahun bisa berbuah hingga 25 kilogram dan dipanen empat kali, berarti setahun bisa menghasilkan sejuta per pohon. Saya berharap dengan produktivitas biji jambu mete ini taraf hidup masyarakat akan meningkat,” terang Kepala KPH Wilayah VI Kabupaten Gorontalo, Hoerudin.

Sementara itu anggota Kelompoh RHL Totopo, Burhan Keli, mengungkapkan bahwa untuk jambu mete yang ditanamnya di lereng perbukitan sudah mulai berbuah dengan hasil panen perdana sebanyak lima kilogram. Burhan memiliki 200 pohon jambu mete yang ditanam melalui program RHL Agroforestri, dan yang sudah berbuah sebanyak 150 pohon.

“Rata-rata harganya Rp7.500/kilogram. Insya Allah kalau sudah musim hujan, hasil panennya akan meningkat. Terima kasih kepada BPDAS, berkat RHL ini bisa meningkatkan penghasilan saya dan warga desa lainnya,” kata Burhan.

Pewarta : Haris

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI