Gorontalo Utara, Kominfotik- Ketua Dekranasda Provinsi Gorontalo Fima Agustina, mendorong para perajin karawo agar punya kemampuan menjual hasil karyanya. Menurutnya, para perajin harus bisa keluar dari zona nyaman yang memiliki kemampuan bukan hanya sebagai perajin tapi juga harus memiliki jiwa dagang.
“Harapan untuk para perajin ini adalah harus terus menggali kreativitas. Zaman sekarang semakin canggih, promosikan hasil karya masing-masing bisa melalui media sosial. Selain jiwa dagang juga harus ada jiwa ownership. Para perajin juga harus berani tampil (di depan), karena keberadaan kalian paling penting di karawo ini,” ujar Fima Agustina, pada kunjungan kerja di sentra karawo Al-Fazza di Desa Leboto, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Rabu, (6/9/2023).
Selain harapan, istri Penjagub Gorontalo menjelaskan kunjungan kerja ke kabupaten kota ini adalah dalam rangka berkolaborasi program antar Dekranasda, serta mengidentifikasi permasalahan apa saja yang sedang dihadapi oleh para pengusaha atau perajin karawo di lapangan. Setelah diidentifikasi permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya tenaga pengiris, yang dominan adalah tenaga penyulam. Padahal untuk membuat sebuah karawo paling utama adalah kemampuan mengiris motif dari kain tersebut.
“Nah, untuk itu nanti insyaallah dari Dekranasda Provinsi akan mengadakan pelatihan. Makannya kita tanya secara langsung berapa tenaga pengiris yang ada? Berapa penyulam yang ada? Dan ternyata faktanya berbanding jauh sekali. Contoh di Al-Fazza ini hanya dua pengiris, 10 penyulam. Dari kunjungan kami kemarin di Kota Gorontalo Bone Bolango sama persis permasalahannya,” ungkapnya.
Hal yang disampaikan Fima sejalan dengan harapan Kepala Dinas Komperindag Provinsi Gorontalo Risjon Sunge. Pihaknya menyebut, Dekranasda bersama Diskomperindag saat ini memang terus mendorong kemampuan perajin korawo untuk lebih baik. Terlebih kedepan akan sangat banyak event event besar, yang akan menampilkan hasil karya daripada para perajin karawo.
“Akan ada banyak kegiatan kita ibu ibu sekalian. Tanggal 15 September nanti tepatnya di Andalas di Gedung GPCC akan ada kegiatan BBI BWI atau Bangga Buatan Indonesia, Bangga Berwisata di Indonesia. Kegiatan ini akan dihadiri tiga Menteri dan akan ada pameran UMKM. Karawo akan kembali eksis pastinya. Jadi sejalan dengan keinginan ibu ketua tadi, tolong lebih berkembang lagi. Lebih banyak lagi motifnya. Biar makin maju kain sulaman daerah ini,” papar Risjon.
Rumah produksi Al-Fazza sendiri telah memberdayakan 10 orang tenaga kerja. Dua diantaranya adalah tenaga pengiris. UKM ini telah memproduksi banyak kain karawo yang berhasil tampil sampai ke tingkat nasional, tepatnya pada ajang Indonesian Fashion Week pada Februari 2023 yang lalu.
Pewarta : Echin