BPS dan Bapppeda Diminta Satu Persepsi Soal Desil Kemiskinan 

Penjagub Gorontalo Ismail Pakaya saat memberikan sambutan pada saat Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi, di Hotel Aston, Selasa (22/8/2023). Foto – Fadli

 

Penjabat Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya meminta agar Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah (BAPPPEDA) provinsi maupun kabupaten / kota untuk satu persepsi dalam persoalan desil kemiskinan. Hal tersebut disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi dan Evaluasi (Rakorev) Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi, di Hotel Aston, Selasa (22/8/2023).

“Desil Indonesia itu dibagi berapa desil? Kemiskinan kita di Gorontalo itu ada berapa desil? Ini tolong diperjelas, kemarin saya rapat sama Bapppeda katanya ada empat desil, hari ini sama BPS katanya ada 10 desil, jadi jelasnya yang mana? Saya minta BPS sama BAPPPEDA duduk bersama untuk menyamakan persepsi ini,” tegas Ismail.

Menurut Ismail persoalan desil ini penting karena jika tidak diperhatikan, maka sasaran program penurunan kemiskinan ekstrem di Gorontalo tidak akan pernah berhasil. Olehnya, ia kemudian meminta agar BPS dan BAPPPEDA turut membantu Pemprov dalam penggolongan dan penyesuaian data-data desil tersebut agar program Pemprov dapat tepat sasaran.

“Data desil ini harus jelas, katanya tadi 15 persen berarti ada sekitar 971 orang, ini kan harus jelas, mereka ini yang mana saja kan carinya susah. Jadi, saya minta ke BPS dan BAPPPEDA untuk cari by name by addresnya, biar jelas orang-orangnya yang mana, agar tidak ada istilah satu orang dapat bantuan berkali-kali,” imbuhnya.

Mantan Kepala Bapppeda Pohuwato itu juga meminta agar program penurunan kemiskinan ekstrem baik Pemprov dan Kabupaten / Kota menyasar pada tiga tingkatan, yakni sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Hal tersebut dimintanya agar dapat mencegah kegagalan dalam penurunan angka kemiskinan di Gorontalo.

“Angka kemiskinan kita ini kan berputar-putar di angka itu terus, jadi tolong diperhatikan tiga ini. Biar yang sangat miskin itu, bisa naik ke miskin, terus yang miskin kita kasih program bantuan agar keluar dari angka kemiskinan, dan yang hampir miskin itu kita jaga baik-baik agar tidak masuk ke angka miskin. Begitu, biar program kita bisa berhasil,” jelasnya.

Diketahui, berdasarkan data BPS sebaran penduduk menurut kelompok kesejahteraan Provinsi Gorontalo Maret 2023, penduduk hampir miskin daerah perkotaan ada di angka 6,01, miskin 3,06, dan sangat miskin 1,40. Pada daerah pedesaan penduduk hampir miskin di angka 9,86, miskin 13,30, dan yang sangat miskin 10,43.

Turut menghadiri Rakorev tersebut adalah Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Budiyanto Sidiki, Asisten II Setda Provinsi Handoyo Sugiharto, Kepala Perwakilan BI Dian Nugraha, Walikota Gorontalo Marten Taha, Wakil Bupati Pohuwato Suharsi Igirisa, perwakilan Bupati Gorontalo, Gorontalo Utara, Bone Bolango, dan Boalemo.

Pewarta : Sella/Winda

 

 

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI