Tren Angka Kelahiran di Gorontalo Turun dalam Dua Dekade

Penjabat Sekdaprov Gorontalo Budiyanto Sidiki saat membuka kegiatan publikasi Fertilitas dan Mortalitas Hasil Long Form (LF) SP2020 Provinsi Gorontalo, yang digelar oleh BPS, Selasa (27/6/2023) di ballroom Hotel TC Damhil UNG. (Foto : Echin)

Kota Gorontalo, Kominfotik – Tren angka kelahiran (Fertility) di Provinsi Gorontalo menurun dalam dua dekade terakhir atau pada tahun 2000 – 2020. Sensus Penduduk (SP) 2000 mencatat angka kelahiran sebesar 2,70, sementara Long Form SP2020 mencatat kelahiran sebesar 2,30.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo Mukhamad Mukhanif menjelaskan, hasil SP tahun 2000 mencatat data kelahiran sebesar 2,70 berarti seorang perempuan melahirkan sekitar dua sampai dengan tiga orang anak. Sementara pada LF SP2022 tercatat, kelahiran di Provinsi Gorontalo sebesar 2,30, yang berarti hanya ada dua anak saja yang dilahirkan oleh perempuan selama masa reproduksinya.

“Jadi artinya program KB kita itu berhasil dengan dua anak lebih baik. Dengan demikian pola pengendalian penduduk makin bagus, kalau penduduk bisa terus dikendalikan seperti ini otomatis kesejahteraan bisa naik,” ujar Mukhanif pada kegiatan publikasi Fertilitas dan Mortalitas Hasil Long Form (LF) SP2020 Provinsi Gorontalo, yang digelar oleh BPS, Selasa (27/6/2023) di ballroom Hotel TC Damhil UNG.

Selain angka kelahiran, hasil LS SP2020 ini juga mengungkapkan selama periode 2000 – 2022 terjadi penurunan angka kematian bayi di Provinsi Gorontalo hampir mencapai 50 Persen. Angka Kematian Bayi atau AKB menurun signifikan dari 57 per 1000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk 2000 menjadi 29,47 per 1000 kelahiran hidup pada Long Form SP2020.

Sementara Penjabat Sekdaprov Gorontalo Budiyanto Sidiki, dalam arahannya membuka giat tersebut menyampaikan apresiasi kepada BPS. Hasil LF SP2020 dianggap memikul misi besar sebagai benchmark indikator kependudukan Provinsi Gorontalo, potret demografi Gorontalo, evaluasi capaian pembangunan di bidang kependudukan pada SDGs dan RPJMD, serta menjadi dasar penentuan kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo menuju Indonesia Emas 2045.

“Intinya adalah bagaimana kita mengolah data yang sudah ditampilkan BPS ini sebagai penentu kebijakan. Silahkan berdikusi, maaf saya tidak bisa ikut sampai akhir, tapi lewat Bappeda saya akan minta gambaran utuh apa yang menjadi hasil publikasi hari ini,” tutur Budi.

Cakupan data dasar dari angka hasil LF SP2020 selain fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian) adalah terkait karakteristik penduduk, migrasi, pendidikan, disabilitas, ketenagakerjaan, serta perumahan.

Pewarta : Echin

Editor : Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI