BANDUNG, – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menghadiri rapat diskusi yang membahas tentang “Pelayanan Hemodialisis di RS Khusus Ginjal Ny. RA. Habibie, Jalan Tubagus Ismail Raya No.46, Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/8/2021).
Pada rapat tersebut Rusli didamping juru bicara COVID 19 Provinsi Gorontalo Triyanto S Bialangi, Direktur RSUD dr. Hasri Ainun Habibie Fitriyanto Rajak, Kepala Bidang Pelayanan Medik, dr. Irma Cahyani Ranti dan dokter umum Sulistyo Adi Pranoto.
Dalam penyampaiannya, Rusli mengaku mengetahui sejarah berdirinya RS Khusus Ginjal Ny. RA. Habibie yang sebelumnya ngontrak di sebuah rumah di jalan Aceh. Saat itu masih pacaran dengan Idah Syahidah.
“Alhamdulillah, dengan ketulusan hati ibu Sri (Sri Soedarsono) untuk membantu masyarakat kurang mampu, maka beliau hingga kini dalam keadaan sehat walafiat,”ujar Rusli.
Belum lama ini, Gubernur Rusli berkunjung ke Bandung untuk reunian bersama keluarga. Kebetualan Sri, katanya menanyakan tentang perkembangan RS Ainun Habibie di Gorontalo yang diketahuinya cukup besar dan banyak yang berobat, termasuk pasien ginjal.
“Jadi saya punya niat yang baik untuk menggunakan RS Ainun Habibie. Saya menyumbang klinik ginjal disana (Gorontalo) yang merupakan bagian RS Ainun dan saya BUMD kan. Sudah jalan 7 tahun dan naik peringkat Rumah Sakit Tipe C,” katanya.
Keinginan Rusli untuk memajukan Rumah Sakit Ainun mendorongnya untuk mengirim banyak anak-anak muda mahasiswa yang berpotensi untuk diberi beasiswa kedokteran. Anggarannya mencapai 500 juta untuk dokter spesialis dan umum.
Dengan niat baiknya Sri Soedarsono, maka Rusli berupaya menyiapkan SDM dan alat-alat khusus lainnya dan disanggupi. Katanya, Ainun Habibie sangat konsent dan hal itu menjadi komintmen bersama dengan Sri Soedarsono, yakni menjadikan RS Ainun untuk menolong masyarakat dari berbagai golongan, termasuk yang kurang mampu
“Di rumah sakit kami, Ainun Habibie juga ada klinik khusus mata. Klinik mata itu kami sendirikan, pisahkan. Sebulan itu 20 hingga 30 Pasien. Pasiennya ditampung dengan biaya gratis, entah menggunakan BPJS dan lainnya. KTP pun bisa, asalkan KTP Gorontalo,”pungkas Rusli.
Diketahui, pada tanggal 8 Agustus 1988 didirikan Klinik Ginjal Bandung (KGB) yang terletak di Jalan Aceh no 60. Berdirinya klinik tersebut sebagai bentuk keprihatinan karena banyaknya pasien Gagal Ginjal Terminal (GGT) tanpa melalui perawatan atau pelayanan “hemodialis”. Hal itu akibat mahalnya biaya dan kurangnya pengetahuan masyarakat, dimulai dengan 2 unit mesin HD sumbangan dari Belanda.
Hal ini dapat terwujud berkat kerjasama Tim Nefrolog RSHS (Prof. Enday Sukandar & Prof. Rully Roesli) dan Yayasan Pembinaan Asuhan Bunda yang di pimpin oleh Sri Soedarsono.
Pewarta: Zakir BPPG