KOTA GORONTALO, Kominfo – Pemerintah Provinsi Gorontalo mendorong petani untuk membudidayakan porang, yaitu jenis tanaman penghasil umbi sebagai sumber karbohidrat dan energi yang sehat pengganti beras. Hal itu sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian RI yang sudah menetapkan porang dan sarang burung walet sebagai komoditas super prioritas untuk meningkatkan nilai ekspor pertanian.
“Budidaya porang ini merupakan inovasi dan terobosan yang dapat memberi nilai tambah bagi para petani dalam meningkatkan kesejahteraannya,” kata Wakil Gubernur Gorontalo H. Idris Rahim pada Bimbingan Teknis Sertifikasi Benih Porang yang digelar oleh Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo di Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, Kamis (29/7/2021).
Porang saat ini merupakan komoditas ekspor dengan negara tujuan seperti Jepang, China, Australia, dan Vietnam. Tanaman yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri ini diolah menjadi tepung untuk bahan baku industri kosmetik, pengental, lem, hingga mie ramen. Dilansir dari laman SariAgi, ekspor porang pada tahun 2020 sebanyak 32.000 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp1,42 triliun. Ekspor tersebut meningkat 160 persen dari tahun 2019.
“Peserta bimtek ini harus menjadi pionir pengembangan porang di Gorontalo. Oleh karena itu ikuti dengan baik bimtek ini, pelajari dengan benar cara menanamnya dan merawat,” ujar Wagub.
Bimtek sertifikasi benih yang diikuti oleh 25 peserta tersebut bertujuan untuk menjamin kualitas benih porang yang ditanam oleh petani. Berdasarkan data Dinas Pertanian, budidaya tanaman porang di Gorontalo saat ini sudah mencapai 20 hektar, yang tersebar di Kabupaten Gorontalo seluas enam hektar, Gorontalo Utara enam hektar, serta Pohuwato dan Boalemo masing-masing empat hektar.
Pewarta : Haris