Gubernur Gorontalo Seriusi Kerjasama dengan PT Pindad Tangani Covid-19

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menerima penjelasan tentang fungsi VTM 2 yang dikembangkan oleh PT Pindad (Persero) sebagai alat bantu pernafasan pasien covid-19. Penjelasan yang berlangsung di Kantor PT Pindad di Bandung Jawa Barat, Rabu (24/3/2021) itu rencananya akan ditindaklanjuti dengan kerjasama kedua belah pihak untuk penanganan covid-19 di daerah. (Foto: Dzakir-BPPG).

BANDUNG, Kominfo – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie berencana menseriusi kerjasama dengan PT Pindad (Persero) untuk penanganan covid-19. Diketahui PT Pindad selain memproduksi ventilator untuk bantuan pernafasan pasien covid-19 juga memproduksi masker dan alat perlindungan diri (APD).

“Kami minta produksi Pindad untuk penanganan covid-19. Kami minta brosurnya dan harganya nanti kita beli di sini. Saya lihat jauh sekali harganya hanya Rp41 juta (dibandingkan produk luar negeri),” kata Gubernur Rusli saat menerima Ventilator Resusitator Manual (VRM) 2 dari Dirut PT Pindad Abraham Mose, Rabu (24/3/2021).

Selain harga yang murah, pembelian alat penanganan covid-19 di PT Pindad secara tidak langsung membantu tumbuhnya produk dalam negeri. Hal itu sejalan dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo yang meminta untuk mencintai produk-produk Indonesia.

“Nanti Ibu Dokter (Kadis Kesehatan, Yana Yanti Sulaiman) kita untuk masker, APD dan termasuk ini (ventilator) kita butuh kita beli saja di sini langsung. Perintah pak presiden kita harus cinta produk Indonesia. Insyaallah nanti kita bikin MoU pemerintah provinsi, kabupaten, kota dengan Pindad untuk merujuk ke sini untuk penanganan covid-19,” imbuhnya.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie berkesempatan uji tembak senjata pabrikan PT Pindad (Persero) di Lapangan Tembak PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/3/2021). Pada kesempatan menerima bantuan lima unit ventilator tersebut Rusli didampingi istri dan rombongan dibawa oleh Dirut PT Pindad Abraham Mose melihat dari dekat fasilitas dan produk-produk buatan anak bangsa. Selain senjata ada juga kendaraan tempur seperti tank dan kendaraan taktis militer. (Foto: Dzakir – BPPG).

Di tempat yang sama, Kadis Kesehatan Yana Yanti Sulaiman menyebut kebutuhan VRM 2 sangat dibutuhkan di Gorontalo dengan kondisi 13 rumah sakit daerah dan swasta dengan lebih kurang 2.301 tempat tidur. Belum termasuk faskes di 94 puskesmas dan ambulancenya.

“Memang butuh ventilator yang non invasiv. Ketika seseorang yang masih dalam keadaan sadar dan butuh bantuan nafas maka VTM 2 ini yang kita gunakan. Satu murah, tepat guna insyaallah dan buatan Indonesia,” jelasnya.

VRM 2 yang dikembangkan PT Pindad dibanderol dengan harga lebih kurang Rp41 juta. Sayangnya ventilator tersebut belum diedar untuk jenis invasiv atau penanganan pasien yang tidak sadar karena operasi dan sebagainya. Izin edar dan izin klinis masih sedang dalam proses di Kementrian Kesehatan. PT Pindad menargetkan ventilator invasiv bisa terwujud di semester II tahun 2021 ini.

Pewarta: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI