KOTA GORONTALO, Humas – Kiprah Rusli Habibie bagi sebagian warga Gorontalo lebih dikenal sebagai mantan Bupati Gorontalo Utara dan Gubernur Gorontalo dua periode. Tidak banyak memori tentang kiprah Rusli sebagai seorang kontraktor di bawah bendera PT Cahaya Mandiri Persada (CMP) yang ia rintis sejak tahun 1996.
Untuk mengenang kembali memori 24 tahun silam, Gubernur Rusli menggelar acara reuni dengan mantan karyawannya, Jumat (25/12/2020). Puluhan supir alat berat, mekanik dan tenaga administrasi hadir. Sebagian besar sudah berganti profesi, ada juga yang sudah meninggal dunia dan diwakili keluarganya.
“Waktu itu saya sama ibu masih di Bandung jualan sepatu. Jual sepatu Cibaduyut kirim ke Gorontalo. Tahun 1996 saya kembali ke Gorontalo bikin CV Cahaya Mandiri. Berkembang-berkembang bikin PT Cahaya Mandiri Persada,” buka Rusli mengawali kisahnya.
Awal tahun 2000-an menjadi tahun emas kiprah Rusli Habibie sebagai kontraktor. Tahun 2004 Ia nekat meminjam uang di Bank Muamalat senilai Rp25 miliar untuk membiayai perusahaan jasa kontruksi miliknya. Ia diwajibkan membayar setiap bulan Rp350 juta.
“Jadi duduk pun mikirin hutang. Dengan kegigihan kita, ketekunan dan kejujuran kita semua alhamdulillah tiga tahun setengah kredit itu bisa kita lunasi. CMP waktu itu sangat berjaya,” kenangnya.
“Kita dapat pujian dari beberapa kepala daerah Contohnya jalan di depan kantor ini. Tahun 2005-2006 kalau enggak salah, CMP yang kerja. Mulai dari Masjid, Pasar Moodu hingga ke Rumah Sakit Aloei Saboe. Bayangkan sudah 14 tahun jalannya masih sangat kuat,” imbuhnya.
Mantan Ketua Kadin Gorontalo itu menyebut kunci sukses CMP karena kekompakan, kejujuran, rajin dan disiplin. Perusahaannya yang baru seumur jagung bisa bersaing dengan perusahaan lain yang lebih dulu eksis di Gorontalo seperti PT SKC, Cahaya Nusa dan Jaya Karya.
Sukses di dunia kontraktor, mantan Ketua Gapensi Gorontalo itu masuk di dunia politik. Rusli langsung terpilih sebagai Bupati Gorontalo Utara ketika mencalonkan diri tahun 2008. Sejak saat itu perusahaan diserahkan ke istri dan anaknya.
“Tidak sampai dua tahun setelah itu, ternyata tidak mudah mengelola perusahaan ini. Akhirnya kita putuskan untuk dijual. Teman teman ada yang sudah pindah ke perusahaan lain,” lanjutnya.
Reuni eks karyawan CMP itu berlangsung sederhana dan penuh kekeluargaan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Rusli yang didampingi istri dan anak anak menyerahkan santunan kepada keluarga eks karyawan yang telah meninggal dunia. Begitu juga dengan eks karyawan lain yang hadir pada pertemuan tersebut.
Pewarta: Isam