Kepala BNPB Beberkan Tantangan Pemerintah Perangi Covid-19

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monarno (tengah) saat menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah se Gorontalo bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (7/10/2020). Kepala Satgas Covid-19 itu menekankan tentang pelibatan semua lapisan masyarakat khususnya mengenai edukasi bahaya dan pencegahan penularan virus corona. (Foto: Alfred-Humas).

KOTA GORONTALO, Humas – Kepala Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monarno membeberkan sejumlah tantangan pemerintah dalam upaya memerangi covid-19. Hal itu disampaikan Doni saat menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah se Gorontalo bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (7/10/2020).

Menurutnya, peningkatan kasus positif dan kematian karena covid-19 di Indonesia semakin banyak. Di sisi lain, masih ada 17 persen warga Indonesia yang tidak percaya akan terpapar covid-19.

“17 persen ini setara dengan 44,9 juta orang, itu angka yang sangat sangat tinggi sekali. Untuk Gorontalo angkanya relatif kecil 16,56 persen dibandingkan Maluku 29,18 persen dan Sulawesi Utara 27,66 persen,” ungkap  jenderal bintang tiga itu.

Kasatgas Nasional Covid-19 itu menekankan tentang pentingnya memberikan pemahaman dan edukasi masyarakat hingga level bawah bahwa virus ini nyata. Caranya dengan melibatkan semua pihak hingga tingkat RT dan RW, tokoh agama dan adat pada level kepercayaan dan budaya, orang tua di level keluarga dan peran media di skala yang lebih luas.

“Selama vaksin dan obat virus corona belum ditemukan maka vaksin terbaik saat ini yakni patuh terhadap protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak dan hindari kerumunan serta sering mencuci tangan. Protokol kesehatan ini tidak sebanding dengan upaya dokter dan tenga medis yang setiap hari menangani pasien yang terpapar covid-19,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyebut penanganan covid-19 di daerahnya sudah dilakukan semaksimal mungkin. Sejak kasus perdana 9 April lalu, pemprov bersama kabupaten/kota dibantu forkopimda sudah mengambil berbagai langkah strategis.

“Kita malam itu juga segera membuka tempat karantina dan melakukan tracking contact pasien 01. Laboratorium BPOM kita benahi sehingga mendapatkan izin untuk melakukan test PCR supaya hasil swab bisa segera diketahui. Kita benahi RS Ainun Habibie sebagai rumah sakit rujukan covid-19 selain RS Aloe Saboe di Kota Gorontalo,” tutur Rusli.

Selain penangan medis, pemerintah juga segera menyiapkan jaring pengaman sosial seperti instruksi pemerintah pusat. Warga diberikan bantuan pangan dengan persentase 60 persen biayanya ditanggung pemprov, sisanya ditanggung pemerintah kabupaten/kota. Ada juga bantuan pokok pangan bersubsidi yang diberikan secara gratis ke tiap kecamatan.

Data Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Gorontalo menyebut hingga Selasa 6 Oktober 2020 total pasien yang terpapar corona berjumlah 2.839 orang. Terdiri dari 315 dirawat, 79 meninggal dan 2.245 orang dinyatakan sembuh.

Pewarta: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI