Gubernur Gorontalo Kecewa Bupati Gorut Loloskan JT Bangladesh

Salah satu jemaah tabligh dari Bangladesh saat diperiksa di pintu masuk perbatasan di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Sabtu (16/5/2020). Tujuh orang tersebut diketahui hasil rapid test reaktif dan sedang dikarantina di rumah sakit ZUS Gorut. (Foto: istimewa).

KOTA GORONTALO, Humas – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie tidak bisa menyembunyikan kekecewaanya terkait lolosnya tujuh jemaah tabligh yang baru kembali dari Bangladesh. Mereka masuk dari perbatasan darat di Kecamatan Atinggola, Gorontalo Utara, Sabtu malam (16/5/2020).

Rusli tidak habis pikir bagaimana Bupati Gorut Indra Yasin mengizinkan jemaah yang semua hasil rapid testnya reaktif itu untuk masuk. Di sisi lain, Gorontalo saat ini masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Saya tadi malam tidak bisa tidur pak Bupati. Saya dapat telpon dari petugas lapangan, saya telpon pak bupati tidak nyambung. Jam 11 malam saya suruh susul ajudan untuk bicara dengan bupati langsung,” ucap Rusli saat menggelar rapat webinar dengan unsur Forkopimda dan kepala daerah, Minggu (17/5/2020).

Tujuh JT dari Bangladesh itu lima diantaranya warga Gorontalo Utara, dua sisanya masing-masing warga Kota Gorontalo dan Boelamo. Mereka terbang dari Bangladesh masuk ke Jakarta dan berhenti di Manado. Perjalanan dari Manado melalui darat untuk masuk ke Gorontalo.

Gubernur Rusli membandingkan bagaimana sikap Indra yang melarang 87 warga dari Buol dan 21 ABK Sabuk Nusantara untuk masuk dibandingkan dengan tujuh jemaah tabligh. Di sisi lain, petugas posko perbatasan dari Polri, TNI, Satpol PP dan Perhubungan tegas melarang orang untuk masuk.

“Jadi saya mohon maaf pak bupati, saya agak ragu dengan pernyataan pak bupati yang sangat tegas tadi tapi di lain sisi meloloskan tujuh orang,” ucap Rusli sambil tersenyum ketus.

Gubernur Rusli mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan untuk menjalankan PSBB secara serius dan bertanggungjawab. Ia menilai kebijakan ini bukan kebijakan sendiri yang ia buat, tapi sudah melalui kesepakatan bersama untuk melindungi rakyat Gorontalo dari penularan virus corona.

Sementara itu, Bupati Gorut Indra Yasin memohon maaf atas lolosnya tujuh warga itu. Ia mengaku sudah mengambil langkah untuk mengkarantina mereka di Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki (ZUS).

“Memang pak gubernur kami mengalami kesulitan yang tujuh orang ini. Sudah dipisahkan kamarnya, mereka maunya tidur berdua pak gub. Kami sampaikan jangan entah ada ajaran apa mereka sampai tidur harus berdua,” ucap Indra.

Permintaan Indra agar dua warga Kota Gorontalo dan Boalemo untuk dijemput tidak disanggupi Gubernur Rusli. Ia meminta tujuh orang itu tetap berada di Gorut dan menjadi tanggungjawab pemda setempat hingga semuanya dinyatakan sehat.

Pewarta: Isam

Bagikan Berita

Facebook
Twitter
Pinterest
WhatsApp

ARSIP BERITA

KATEGORI